Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Awas, Sering Marah Bisa Picu Stroke

Peringatan buat yang sering marah karena bisa memicu stroke. Ayo belajar kendalikan emosi.

6 Desember 2021 | 10.23 WIB

Ilustrasi karyawan marah/jengkel. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi karyawan marah/jengkel. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mengendalikan emosi sering menjadi hal sulit. Tetapi, jika mengalami serangan kemarahan yang intens, itu mungkin dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan. Sebuah studi baru menunjukkan hal itu dapat meningkatkan risiko stroke.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Stroke adalah kondisi darurat yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Ini mengurangi jumlah darah di otak dan dapat menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan yang serius. Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes merupakan penyebab stroke.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oleh karena itu, sebuah studi baru di Irlandia mencoba mengetahui apakah kemarahan atau gangguan emosional dapat memiliki hubungan dengan stroke. Melansir First for Women, para peneliti mengamati lebih dari 13.000 kasus penderita stroke akut dan melihat apakah ada pemicu umum. Menariknya, satu dari setiap 11 penderita melaporkan pernah mengalami episode kemarahan yang intens pada jam-jam menjelang stroke.

Penulis menyimpulkan sangat marah dapat menyebabkan risiko stroke 30 persen lebih tinggi. Salah satu pemimpin penelitian, Martin O’Donnell, mengatakan beberapa cara terbaik untuk mencegah stroke adalah dengan mempertahankan gaya hidup sehat, mengobati tekanan darah tinggi, dan tidak merokok.

“Tetapi, penelitian kami juga menunjukkan hal lain, seperti episode kemarahan atau kesal, meningkatkan risiko jangka pendek,” ungkapnya. Lantas, bagaimana cara mengurangi kemarahan atau kekesalan? Mempelajari cara menghadapi serangan kemarahan yang intens tidak hanya baik untuk kesehatan mental tetapi juga dapat menurunkan risiko stroke.

Psikolog Deborah Cox merekomendasikan bersandar pada kemarahan untuk mencari tahu dari mana asalnya. Karena emosi sering bermanifestasi sebagai perasaan fisik, dari sakit kepala hingga sesak di dada, Cox menyarankan untuk menemukan di mana kegelisahan ini pertama kali muncul di tubuh.

“Letakkan tangan di atas bagian tubuh itu dan bernapas. Tanyakan pada diri sendiri, ‘Jika saya bisa berbicara jujur tentang apa yang dirasakan, apa yang akan saya katakan?’” kata Cox, seraya menambahkan begitu banyak yang berurusan dengan emosi yang kompleks ini.

“Ketika mulai memilikinya, Anda mendapatkan kembali sebagian dari diri,” katanya. Selain bertanya kepada diri sendiri, Anda juga dapat melakukan meditasi. Meditasi bisa membantu rileks dalam hitungan menit. Apapun yang dilakukan, temukan kenyamanan dengan mengetahui bahwa mempelajari cara menenangkan diri baik untuk kesehatan, baik secara fisik maupun mental.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus