Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Babesiosis, Infeksi Sel Darah Merah Oleh Kutu

Babesiosis adalah infeksi sel darah merah yang disebabkan gigitan kutu yang membawa parasit kecil bernama babesia.

14 September 2022 | 15.00 WIB

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Perbesar
Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Babesiosis adalah infeksi sel darah merah yang disebabkan gigitan kutu yang membawa parasit kecil bernama babesia. Jenis babesia yang paling sering menyerang manusia disebut babesia microti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengutip healthline, parasit ini tumbuh dan berkembang biak di dalam sel darah merah orang yang terinfeksi. Hal ini seringkali menyebabkan rasa sakit yang hebat karena pecahnya sel darah merah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutu yang mengandung babesia microti dapat bersumber dari hewan. Rusa berekor putih adalah pembawa kutu ini yang umum. Setelah lepas dari rusa, kutu biasanya akan hinggap di rumput, cabang rendah, atau tumpukan daun. Jika menyentuhnya, kutu itu bisa menempel pada sepatu, kaus kaki, atau pakaian lainnya. Kutu kemudian naik ke atas, mencari area kulit yang terbuka lalu menggigitnya.

Penularan Lain

Selain gigitan kutu, infeksi ini juga dapat ditularkan melalui transfusi darah yang terkontaminasi atau melalui penularan dari wanita hamil yang terinfeksi ke janinnya. Dalam kasus yang lebih jarang, infeksi ini juga dapat ditularkan melalui transplantasi organ.

Mengutip Web MD, tanda-tanda babesiosis mulai 1 hingga 8 minggu setelah terinfeksi dengan parasit tersebut. Terkadang gejala tidak akan terasa. Gejala yang mungkin terjadi meliputi:

  • Pegal-pegal
  • Panas dingin
  • Kelelahan
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kehilangan selera makan
  • Berkeringat

Kondisi yang disebut anemia hemolitik dapat terjadi akibat parasit ini, yakni ketika sel darah merah mati lebih cepat daripada yang bisa diproduksi tubuh. Gejala ini dapat meliputi:

  • Urin berwarna lebih gelap
  • Pusing
  • Detak jantung cepat
  • Pembengkakan limpa dan hati
  • Kulit sangat pucat
  • Kelemahan
  • Penyakit kuning

Jika merasakan gejala tersebut, dokter mungkin akan meresepkan obat bernama atovaquone yang dapat membunuh mikroorganisme bersama dengan antibiotik azitromisin . Kombinasi obat lain dalam mengerem sel darah merah mati lebih cepat, yang mungkin direkomendasikan adalah kina dengan antibiotik klindamisin.

HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Lima Manfaat Konsumsi Beras Merah


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus