Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Begini Sensasi Perpaduan Cognac Dingin dan Cerutu

Cognac disajikan dengan es, dingin, atau dalam suhu ruang, punya sensasi berbeda saat dinikmati dengan cerutu.

7 Mei 2015 | 05.11 WIB

Hannessey XO. cognacfans.com
Perbesar
Hannessey XO. cognacfans.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sensasi cognac dan cerutu adalah menu menggoda di restoran Oasis, Jakarta Pusat. Pada akhir April lalu produsen cognac Hennessy menggelar Appreciation Grows Dinner Henessy di sana dan dihadiri warga kelas wahid Ibu Kota sekaligus sahabat Hennessy, dari konduktor Addie M.S. hingga desainer Era Soekamto dan Luwi Saluadji.

Malam itu Henessy menyajikan cognac dengan es, dingin, atau dalam suhu ruang, tergantung menunya. Cita rasanya tentu bisa berbeda-beda, sesuai dengan suguhan makanan.

Sebutan cognac sebenarnya hanya berlaku untuk brandy, minuman beralkohol yang diproduksi dari distilasi anggur, yang menggunakan anggur dari daerah Cognac, Prancis. Jika menggunakan anggur produksi daerah lain, sebutannya berganti menjadi brandy. Cognac punya kadar alkohol 35-60 persen. Warnanya keemasan dengan aroma yang kompleks.

Cognac biasanya diproduksi dengan menggunakan pot tembaga yang besar dan mengalami fermentasi setidaknya dua tahun dalam tong dari kayu oak. Selain Henessy, ada tiga pemain cognac utama, yakni Martell, Remy Martin, dan Courvoisier. Empat label cognac ini memasok lebih dari 90 persen pasokan cognac Amerika Serikat.

Cognac yang digunakan dalam pairing di restoran Oasis malam itu adalah Hennessy X.O alias extra old. Untuk mendapatkan predikat X.O bagi cognac, satu campuran anggur--khusus untuk Hennessy--90 persen anggurnya merupakan varietas anggur putih Saint-Emillion. Ini harus mengalami fermentasi minimal enam tahun. "Sedangkan Henessy X.O dibuat dari puluhan campuran anggur dengan usia minimal di atas 10 tahun," kata duta Hennessy, Jean Michel-Cochet, yang memandu acara pairing.

Itu sebabnya Henessy X.O punya aroma yang sangat kompleks. Ada aroma kulit dan kayu oak yang muncul dari anggur yang sudah tua. Juga sedikit aroma buah dan bunga segar dari campuran fermentasi anggur yang lebih muda.

“Tapi, secara keseluruhan, rasanya memang sedikit maskulin. Cocok untuk menu Indonesia yang kaya rempah atau pun untuk teman cerutu,” kata Michel-Cochet.

Rupanya, sebagian besar tamu tidak bisa menahan hasrat mengisap cerutu. Ini sesuai dengan perkataan seorang tamu saat mencicipi Henessy X.O sebelum makan malam.

“Kalau kamu coba untuk sedikit mengaduk lidah kamu saat minum cognac, pasti akan menemukan rasa yang berbeda,” kata seorang tamu wanita kepada Tempo.

Dia benar. Rasanya sedikit "nyetrum" dan segar. Jauh berbeda dengan jika cognac itu hanya ditenggak perlahan-lahan. "Cocok sekali untuk teman cerutu," kata dia.

SUBKHAN | HP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hadriani Pudjiarti

Hadriani Pudjiarti

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus