Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Berbagi Buku Hingga Mengulas Sejarah, Cara Komunitas Ajak Membaca

Cara yang dilakukan komunitas Indoreadgram untuk meningkatkan kesukaan membaca adalah membuat interaksi dengan pengikutnya.

20 Januari 2018 | 20.05 WIB

Foto ilustrasi anak membaca buku
Perbesar
Foto ilustrasi anak membaca buku

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagi buku hanya salah satu cara untuk menarik minat membaca. Cara lain yang dilakukan oleh komunitas Indoreadgram untuk meningkatkan kesukaan membaca adalah membuat interaksi dengan pengikutnya. 

Hal itu bisa dilakukan dengan pertanyaan pancingan. Misalnya unggahan "Apa buku pertama yang kamu baca di 2018?". Ada ratusan komentar mampir, masing-masing menyebutkan buku yang sedang maupun sudah habis dibaca di awal 2018 ini. "Buku pertama yang saya baca di tahun 2018 itu komik petualangan Tif dan Tondu, judulnya Penyelaman di Lautan Teduh," kata Doddy Hidayat.

Komunitas Indoreadgram adalah komunitas yang mengajak masyarakat untuk membiasakan membaca. Mereka menggunakan tagar unik di media sosial instagram. Instagram untuk berinteraksi dengan pengguna media sosial itu. Tagar itu bisa berupa #SeninPuisi, atau #SelasaNovel, atau #RabuAnimasi.

Ilustrasi membaca buku. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ada juga ulasan-ulasan buku yang diangkat menjadi film yang memancing reaksi pengikutnya. Masing-masing menyuarakan pendapatnya. Ada yang mengatakan suka keduanya, baik film maupun novelnya. Ada juga yang mengatakan menyukai novelnya ketimbang filmnya. Dengan menciptakan suasana interaktif, rasa penasaran orang akan terpancing untuk membaca. Baca: Kanker Limfoma Hodgkin: Sering Serang Pria, Kambuh dalam 2 Tahun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendirinya komunitas ini, Intan Siagian, mengatakan tujuannya mendirikan Indoreadgram pada Oktober 2016 memang untuk meningkatkan minat baca, terutama di kalangan anak muda. "Ini adalah gerakan sosial anak muda yang mengusung tiga B, yaitu baca, beraksi, dan bermedia," kata dia. Karena berasal dari anak muda dan dengan sasaran anak muda, Intan memilih media sosial sebagai sarana untuk mewujudkan misinya.

Dia mengatakan media sosial dan anak muda merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan. "Kami mengajak sebanyak-banyaknya anak muda untuk membuat media sosialnya jadi bermanfaat dan menyebarkan kebaikan," kata dia. Caranya adalah membagikan apa yang dibaca dengan menarik.

Indoreadgram memberi contoh cara mengulas sejarah dengan menarik. Kemarin, Indoreadgram mengunggah sejarah pemilu di Indonesia. Mereka menceritakan sejarahnya dengan ringkas, tak lebih dari tujuh paragraf. Lalu ulasan tersebut disertai dengan gambar yang menarik. Baca: Cinta Penelope Hapus Tato, Amankah untuk Kesehatan?

Intan mengatakan, kegiatan yang diadakan tak melulu berupa kampanye di dunia maya. Mereka juga kerap mengadakan pelatihan, story telling, hingga pelatihan mendongeng yang dilakukan berkolaborasi dengan komunitas pegiat literasi lainnya. "Supaya tidak hanya berhenti pada membaca saja, harus ada aksi untuk menyebarkan kebaikan membaca," ucapnya.

Hasilnya, menurut Intan, semakin banyak orang yang antusias dan mengikuti akun Instagramnya. Juga semakin banyak orang menggunakan tagar-tagar yang dipopulerkan oleh Indoreadgram. "Akhirnya kami bisa mengubah pola pikir usang bahwa kutu buku itu introvert, kaku. Jadi kutu buku itu keren, loh," kata dia. 

Dini Pramita

Dini Pramita saat ini adalah reporter investigasi. Fokus pada isu sosial, kemanusiaan, dan lingkungan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus