Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Berganti Wajah, Kawasan Kuliner Galabo Siap Sambut Pemudik

Menjelang Lebaran tahun ini, Pemerintah Kota Surakarta menata ulang kawasan wisata kuliner Gladak Langen Bogan (Galabo) Solo.

11 Juni 2018 | 18.44 WIB

Kawasan kuliner Galabo di Solo siap sambut pemudik. (Tempo/Ahmad Rafiq)
Perbesar
Kawasan kuliner Galabo di Solo siap sambut pemudik. (Tempo/Ahmad Rafiq)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Solo -Kawasan wisata kuliner Gladak Langen Bogan (Galabo) Solo yang telah beroperasi selama satu dasa warsa berganti wajah. Menjelang lebaran tahun ini, Pemerintah Kota Surakarta menata ulang tempat kuliner yang menyajikan makanan khas Kota Solo itu.

Baca:
Selingan Saat Mudik, Ini 2 Tempat Menikmati Empal Gentong Cirebon
Lebaran, 5 Restoran Seafood di Jakarta Ini Tetap Buka

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selama ini Galabo menempati tepi Jalan Mayor Sunaryo, tepatnya di sebelah selatan Benteng Vastenburg. Setiap malam, ruas jalan itu ditutup bagi kendaraan karena digunakan untuk duduk para pengunjung yang menikmati santap malamnya.

Saat ini lokasi Galabo digeser menempati halaman selatan Benteng Vastenburg. "Kami juga menyeleksi pedagang yang menempati kawasan kuliner ini," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo saat peresmian New Galabo, Ahad malam 10 Juni 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat berada di lokasi lama, terdapat lebih dari 50 pedagang yang berjualan di Galabo. Setelah melalui kajian dan seleksi, hanya 28 pedagang yang dianggap layak untuk menempati kawasan wisata kuliner itu. "Selain makanannya khas Solo, komitmen pedagang untuk menjaga kebersihan juga menjadi penilaian," katanya.Kawasan kuliner Galabo di Solo siap sambut pemudik. (Tempo/Ahmad Rafiq)

Kebanyakan pedagang yang berjualan di lokasi itu cukup terkenal dan dianggap kuliner legendaris di Kota Solo. Sebut saja Thengkleng Klewer Bu Ediyem, Sate Kere Yu Rebi, Gudeg Ceker Margoyudan hingga Rawon Penjara. "Mereka dikumpulkan di satu tempat, Galabo," kata Rudyatmo.

Galabo dengan wajah baru itu memang terlihat lebih tertata dan rapi. Beberapa perusahaan, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengucurkan dana corporat social responsibility (CSR) untuk pembangunan Galabo. Bank Negara Indonesia (BNI) 46, misalnya, mengucurkan dana hingga Rp 1,7 miliar untuk tempat wisata kuliner itu.

Pemilik Gudeg Ceker Margoyudan, Wiranto mengatakan bahwa dia telah buka di Galabo sejak awal berdiri sepuluh tahun silam. Selama ini jualannya banyak diserbu pembeli. "Apalagi sekarang tempatnya jauh lebih representatif," katanya.

Di lokasi jualan aslinya yang berada di Margoyudan, gudeg ceker baru buka jam 02.00 WIB dinihari. Sehingga pembeli yang tidak sabar menunggu dinihari banyak yang memilih makan di kawasan wisata kuliner Galabo.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus