Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SAAT namanya dipanggil, Sari Yusrif tampak kaget. Dengan tersipu-sipu, wanita muda ini menghampiri podium. Rekan-rekannya, sekitar 20 orang, yang duduk di kursi yang berderet melingkar, memperhatikannya dengan seksama. Sari, yang diminta berpidato dalam bahasa Inggris selama lima menit, membukanya dengan memperkenalkan dirinya. Mula-mulai ia tampak gugup dan kerap tersendat karena mesti mengingat kosakata yang tepat. Tapi lama-lama ia lancar, dan kian bersemangat berbicara.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo