Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Bijak Pilih Produk Fashion untuk Jaga Kelestarian Lingkungan

Poppy Dharsono mengkawatirkan fast fashion atau industri mode cepat dapat merusak lingkungan. Apa dampak lainnya?

30 April 2023 | 10.03 WIB

Pekerja berpose dengan sisa bahan limbah tekstil di Jakarta, 25 Desember 2019. Seorang pengepul berpose dengan sisa kain tekstil yang telah terpotong-potong di tempat penampungan miliknya di kawasan Jakarta Utara. Potongan kain tersebut menjadi cerminan dari iklim perilaku kapitalis di industri "fast fashion" dan budaya konsumtif manusia sehingga menyebabkan sampah over-konsumsi. ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Perbesar
Pekerja berpose dengan sisa bahan limbah tekstil di Jakarta, 25 Desember 2019. Seorang pengepul berpose dengan sisa kain tekstil yang telah terpotong-potong di tempat penampungan miliknya di kawasan Jakarta Utara. Potongan kain tersebut menjadi cerminan dari iklim perilaku kapitalis di industri "fast fashion" dan budaya konsumtif manusia sehingga menyebabkan sampah over-konsumsi. ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Industri mode cepat atau fast fashion merupakan industri bidang pakaian yang bergerak sangat cepat dengan produksi besar-besaran dan koleksi baru yang siap diluncurkan setiap minggu lalu dijual dengan harga yang relatif murah. Biasanya, industri mode cepat menggunakan bahan tidak ramah lingkungan dan berpotensi merusak lingkungan karena ketika sudah dibuang bahan-bahan itu tidak bisa digunakan lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Poppy Dharsono, mengkawatirkan fast fashion atau industri mode cepat dapat merusak lingkungan. “Merek-merek itu yang sebenarnya menghancurkan (lingkungan),” katanya, Sabtu, 29 April 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain merusak lingkungan, industri mode cepat juga menyaingi merek-merek yang mengusung konsep sustainability fashion atau fashion berkelanjutan, khususnya produk lokal. Kebanyakan produk lokal masih menggunakan bahan ramah lingkungan, seperti bahan daur ulang serta alami. 

Desainer Poppy Dharsono/TEMPO

Sebagai contoh, beberapa perusahaan di bidang industri mode cepat mempekerjakan pekerja berusia muda, bahkan di bawah umur, dengan gaji yang sedikit. Selain itu, beban kerja yang diberikan cukup berat dan tentunya dapat berdampak bagi kesehatan dan kesejahteraan pekerja.

Bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan dalam industri mode bisa cepat merusak lingkungan. Jika bahan-bahan tersebut tidak diolah dengan benar maka dapat menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Beberapa bahan tidak ramah lingkungan biasanya berupa pewarna pakaian, bahan poliester pada pakaian, atau bahan lain yang jika dibuang begitu saja dapat menyebabkan masalah lingkungan.

Poppy pun menyarankan masyarakat lebih bijak dalam memilih pakaian, khususnya merek dengan konsep fashion berkelanjutan. Dia mencontohkan produk-produk yang ditampilkan dalam Ramadhan Runaway 2023 karya perancang lokal mengusung konsep serupa dan dibuat dengan tangan. Dia menilai dengan membeli produk lokal buatan tangan, masyarakat dapat berkontribusi terhadap perekonomian di Indonesia dan membantu para pengusaha lokal. Selain itu, masyarakat turut serta dalam mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat konsep industri mode cepat.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus