Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Setiap hari Akun menelan 18 butir pil. Itu belum termasuk obat cair yang harus disuntikkan ke tubuhnya, kecuali Sabtu dan Ahad. Siksaan—minum obat sampai belasan—itu harus dia jalani selama dua tahun. Sedangkan suntikannya selama enam bulan. Tak boleh putus, sekali pun. Obat-obatan ini memiliki efek samping, meski sifatnya sementara. Beberapa saat setelah minum obat, Akun mengaku telinganya tuli, lutut nyeri, dan mata berkunang-kunang.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo