Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya kasus kekerasan yang menimpa anak membuat orangtua patut waspada terhadap keadaan si buah hati. Berikut beberapa cara untuk mendeteksi apakah anak menjadi korban kekerasan.
Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda mengatakan orangtua sebagai sosok terdekat dengan anak harus secara cepat dan tanggap melihat kondisi anak. Secara fisik, orangtua, katanya, bisa memperhatikan tubuh anak.
Menurutnya, akan lebih baik bila para orangtua rutin memperhatikan keadaan anaknya. Caranya, dengan melihat apakah terdapat tanda seperti luka atau memar pada bagian tubuh tertentu.
"Untuk fisik, bisa dengan cara mengecek apa ada memar atau luka di tubuh anak," ujarnya di Jakarta, Rabu, 22 Juli 2015.
Namun, cara lain untuk dapat mengetahui bisa dengan melihat perilaku anak. Dalam beberapa kesempatan, cobalah amati kebiasaan anak. Apakah anak berubah sikapnya, misalnya, menjadi lebih murung, pemarah, pendiam, atau bahkan lebih agresif.
Nafsu makan, katanya, bisa juga menjadi penanda atas hal-hal tertentu yang mengganggunya. Oleh karena itu, bila sejumlah perubahan itu terjadi tanyakan kepada anak dengan kalimat-kalimat yang lebih akrab dan tak menyerang.
"Secara psikologis, lihat juga apa anak jadi pendiam, jadi agresif, enggak nafsu makan atau murung. Biasanya kelihatan tuh," jelasnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini