Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Kisah Bocah Diduga Digergaji: Begini Pengakuan Si Ibu  

Polisi, dalam pemeriksaan awal, menemukan luka bekas sayatan sepanjang 7 sentimeter di sisi dalam paha kanan anak itu.

6 Juli 2015 | 15.37 WIB

dailymail.co.uk
Perbesar
dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Reserse Kriminal Umum Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Audi Latuheru mengatakan pihaknya akan memeriksa Sharon Rose Prabowo, 41 tahun, ibu yang diduga menganiaya anak kandung sendiri, GT, 12 tahun.

“Kami panggil Sharon sebagai terlapor, Rabu depan,” kata Audi, kemarin, 4 Juli 2015. GT, warga kompleks Cipulir Permai Blok W Nomor 15 RT 15 RW 009, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, diantar tetangganya yang berinisial FB dan pengurus rukun tetangga setempat, SE, ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan Polres Jakarta Selatan, 29 Juni lalu.
Baca juga:
Diduga Digergaji Ibunya: Si Bocah Ternyata Amat Cerdas
Diduga Digergaji Ibunya, Bocah Cerdas Ini Berbohong?


 Kepada polisi, GT mengaku disiksa ibunya, Sharon. Polisi, dalam pemeriksaan awal terhadap anak itu, menemukan luka bekas sayatan sekitar 7 sentimeter di sisi dalam paha kanan, luka memar di siku tangan kanan, luka sayatan di pipi kiri dekat kuping sekitar 5 sentimeter, dan luka seperti bekas sundutan api di telapak tangan kiri.

Polisi lantas mengantar GT untuk menjalani visum di Rumah Sakit Pusat Pertamina pada 30 Juli lalu. Hingga Sabtu, 4 Juli, GT tidak mau pulang ke rumahnya, sehingga ditampung di Rumah Perlindungan Anak, Cipayung, Jakarta Timur. Sebelum memeriksa Sharon, kemarin, Audi mendatangi rumah ibu itu di Cipulir Permai. “Laporan penganiayaan GT bukan dari orang rumahnya, tapi tetangga. Karena itu, kami perlu periksa langsung rumahnya,” kata Audi.
Baca juga:
3 Indikasi Margriet Pemarah: Soal Jam Rolex hingga Kucing
Putri Margriet:Soal Fanpage & Disebut Jadi Marinir AS


Selanjutnya: Polisi Melihat-lihat...





Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Nunu Supadmi mengatakan sempat melihat-lihat kondisi rumah Sharon. “Saya naik ke lantai dua, tidak ada temuan apa pun,” kata Nunu. Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia Erlinda mengatakan penganiayaan diduga sudah terjadi lama. “Sudah bertahun-tahun dia dipukul, disundut rokok, sampai dilempar mangkuk,” kata Erlinda, Jumat lalu.

Sharon membantah semua tudingan itu. “Dia sudah tak pulang dua hari, dan saya lapor ke polsek. Kalau saya melakukan (penganiayaan) itu, ngapain saya lapor? Itu kan seperti menyerahkan diri,” ujarnya. Sharon melapor bahwa GT hilang pada 26 Juni lalu.


Baca juga:
Angeline Dibunuh, Hotman P: SMS Menunjukkan Sekeluarga Tahu!
Hotman Paris:Jari Angeline Masih Bergerak Saat Diangkat Agus


Maraknya kekerasan terhadap anak belakangan ini, menurut psikolog dari Universitas Indonesia, Rosmini, merupakan dampak pola asuh yang salah. “Mendidik anaknya tidak benar,” katanya. 

Rosmini mengatakan orang tua selalu menerapkan sistem hukuman terhadap anak. Jika anak tidak menurut atau bandel, kata dia, hukumannya dipukul. Didikan berbau kekerasan akhirnya terbentuk dalam pola pikir orang tua bahwa hukuman yang baik adalah kekerasan. “Alibinya, agar anak disiplin,” ucapnya.

TIM TEMPO


Baca juga:
3 Indikasi Margriet Pemarah: Soal Jam Rolex hingga Kucing
Putri Margriet:Soal Fanpage & Disebut Jadi Marinir AS


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gendur Sudarsono

Gendur Sudarsono

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus