Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono Jakarta, Iswandi Erwin, menjelaskan langkah-langkah mengendalikan nyeri pada pasien kanker dalam bincang "Pasien Kanker, Atasi Nyeri Dengan Tepat!" yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan, Senin, 29 April 2024. Yang pertama adalah asesmen secara komprehensif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjelaskan nyeri tersebut disebabkan dua hal, yaitu kanker atau tumor itu sendiri, atau pengobatan serta tata laksana seperti kemoterapi atau radioterapi. Iswandi menyebutkan metastasis atau penyebaran kanker dapat menyebabkan rasa nyeri tersebut. Dalam sejumlah kasus, nyeri tidak selalu terletak pada lokasi tumor atau kanker primernya. Contoh, pasien dengan kanker paru-paru dapat mengalami nyeri di tulang belakang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada umumnya, rasa nyeri tersebut sedang hingga berat, terutama pada kanker kronis yang sudah stadium tiga atau empat. Pada stadium tersebut, perawatan bersifat paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. Dia menuturkan dengan asesmen diketahui penyebab serta jenis nyeri neuropatik atau nosiseptif serta faktor yang dapat memberatkan rasa nyeri tersebut, contohnya keadaan psikis.
Jenis obat yang dibutuhkan
Iswandi menjelaskan orang dengan tekanan psikis yang berat mengalami nyeri yang berat sehingga diberikan obat antidepresan untuk mengatasinya. Menurutnya, ada persinggungan antara jalur rasa nyeri serta depresi. Kemudian, pasien kanker yang mengalami nyeri diberikan dosis opioid, seperti morfin, kodein, oksikodon, fentanil. Dia menjelaskan penggunaan opioid tersebut misalnya per delapan jam.
Iswanadi mengatakan secara umum penggunaan opioid dapat mengatasi rasa nyeri tersebut. Namun ada juga kasus yang perlu tindakan intervensi seperti blok pada daerah torakal lumbalis untuk meringankan nyeri akibat kanker. Menurutnya, rasa nyeri tersebut tidak boleh disepelekan. Meski bagi sebagian orang hal itu menjadi penanda harapan hidup yang hanya sebentar, bagi pasien waktu yang sebentar tersebut dapat dinikmati secara berkualitas bersama keluarga jika rasa nyeri dikendalikan dengan baik.
Pilihan Editor: Saran Ahli Gizi agar Pasien Kanker Tak Kekurangan Nutrisi