Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Carolina Reaper Bukan Lagi Cabai Terpedas di Dunia, Ini Penggantinya

Pepper X diciptakan oleh peternak sekaligus petani di Carolina Selatan yang sebelumnya menciptakan cabai Carolina Reaper.

19 Oktober 2023 | 19.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penggemar makanan pedas tentu menengal Carolina Reaper. Cabai asal South Carolina, Amerika Serikat, ini mendapat gelar cabai paling pedas selama 10 tahun. Tapi kini, gelar tersebut digeser oleh cabai baru dari daerah yang sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Guinness World Records menobatkan Pepper X sebagai cabai terpedas di dunia. Sebagai perbandingan, satu cabai habanero biasanya mencapai 100.000 Scoville heat units (SHU, ukuran tingkat kepedasan), tetapi Pepper X mencapai 2,69 juta SHU.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut laman Guinness Wolrd Records, cabai ini diciptakan oleh peternak sekaligus petani Ed Currie, pendiri America's Puckerbutt Pepper Company. Dia juga pencipta cabai Carolina Reaper.

Dikembangkan selama satu dekade

Currie membudidayakan Pepper X selama satu dekade di pertaniannya di Carolina Selatan, namun tetap bungkam tentang proyeknya untuk melindungi kekayaan intelektualnya.

"Ini adalah upaya tim," kata Currie dalam sebuah pernyataan. “Kami tahu kami memiliki sesuatu yang istimewa, jadi saya hanya memberi tahu beberapa keluarga dan teman terdekat saya apa yang sebenarnya terjadi.”

Dalam uji laboratorium di Winthrop University di South Carolina, Pepper X mencatat rata-rata 2.693.000 SHU, lebih dari satu juta unit lebih panas dibandingkan inovasi Currie sebelumnya, Carolina Reaper yang memiliki rata-rata 1.641.183 SHU.

Pada 1912, apoteker Wilbur Scoville menemukan Skala Scoville, yang mengukur berapa kali capsaicin perlu diencerkan. Capsaicin adalah bahan kimia yang memberikan sensasi terbakar pada paprika, yang dapat melepaskan dopamin dan endorfin ke dalam tubuh.

Hobi menanam cabai

Setelah mengatasi kecanduan narkoba dan alkohol, Currie mulai menanam paprika sebagai hobi. Menurut dia, paprika merupakan obat alami.

Meskipun orang cenderung percaya bahwa bumbu lada berasal dari bijinya, capsaicin terkandung dalam plasenta, jaringan yang menyimpan bijinya. Karena lekukan dan tonjolan Pepper X, terdapat lebih banyak area permukaan untuk pertumbuhan plasenta, menurut Guinness World Records.

Efek makan Pepper X utuh

Currie adalah satu dari hanya lima orang yang makan Pepper X utuh. "Saya merasakan panas selama tiga setengah jam. Lalu kram datang," kata Currie kepada Associated Press.

"Kramnya sangat parah. Saya dibaringkan di dinding marmer selama kurang lebih satu jam di tengah hujan, sambil mengerang kesakitan."

Currie mengatakan Pepper X adalah persilangan Carolina Reaper dan cabai yang dikirim temannya dari Michigan yang sangat pedas.

Pengacara Currie mengatakan 10.000 produk menggunakan nama Carolina Reaper, tanpa izin. Maka untuk melindungi kekayaan intelektualnya dan melihat keuntungan kali ini, polong dan benih Pepper X tidak akan dijual. Satu-satunya cara untuk mencicipi Pepper X adalah melalui saus pedas yang dijual.

BBC | TIMES OF INDIA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus