Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Cegah Penularan Virus Corona, Swiss Larang Salam Ciuman Pipi

Berbagai cara diimbau untuk mencegah penyebaran virus corona. Selain memakai masker dan mencuci tangan, ciuman pipi pun kini tak perlu dilakukan.

2 Maret 2020 | 09.55 WIB

ilustrasi cium (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi cium (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Orang-orang Swiss harus mempertimbangkan lagi cara menyapa dengan mencium pipi satu sama lain untuk menghindari penyebaran virus corona. Begitu kata Menteri Kesehatan Swiss, Alain Berset.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Seperti negara tetangganya, Prancis, orang Swiss lazim menyapa satu sama lain dengan mengecup kedua pipi. Salam kecup versi Swiss biasanya lebih banyak, yakni tiga kali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kita tahu menjaga jarak secara sosial adalah cara terbaik untuk memperlambat penyebaran virus. Itulah mengapa menghentikan ciuman salam adalah langkah yang harus dipertimbangkan secara serius," kata Berset pada surat kabar Sonntags Zeitung, saat ditanya apakah dia menyarankan untuk tidak melakukan salam ciuman.

Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran, menyarankan untuk tidak berjabat tangan karena ada wabah virus corona. Swiss dan Prancis berbatasan dengan Italia bagian utara, tempat wabah paling banyak tersebar di Eropa.

Rutin mencuci atau membersihkan tangan adalah anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pihak berwenang lain tentang cara mencegah penyebaran penyakit. Secara terpisah, surat kabar NZZ am Sonntag mengutip pejabat kesehatan yang mengatakan Swiss akan mengeluarkan pedoman baru dalam beberapa hari ke depan tentang cara menjaga diri dari penyakit.

"Salah satu adalah berhenti berjabat tangan," kata Daniel Koch, kepala unit penyakit menular di Departemen Kesehatan Federal Swiss.

Swiss telah melarang acara yang akan didatangi 1.000 orang atau lebih hingga 15 Maret untuk memerangi virus corona. Kendati demikian, kurang dari 20 kasus telah terkonfirmasi di sana dibandingkan ratusan di Italia, meski angkanya meningkat.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus