Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Deteksi dini kesehatan jantung penting dilakukan mengingat di Indonesia penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin tinggi dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1.000 orang atau 4,2 juta orang menderita penyakit kardiovaskular dan 2.784.064 di antaranya menderita penyakit jantung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Agar hal itu dapat dicegah maka penting masyarakat secara sadar memahami deteksi dini jantung salah satunya dengan MENARI. Guru Besar Aritimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K), membagikan cara mudah mengecek kesehatan jantung lewat Meraba Nadi Sendiri atau MENARI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Ini satu cara mudah untuk mendeteksi kelainan irama jantung. Caranya dengan menempatkan tiga jari (telunjuk, jari tengah, jari manis) ke bagian lengan lalu raba pelan saja sampai merasakan detak nadi yang juga detak jantung. Kita hitung selama 30 detik ada berapa ketukannya," kata Yoga.
Setelah mendapat hasil ketukan selama 30 detik, kalikan dengan dua agar bisa menemukan jumlah irama detak jantung atau dikenal juga sebagai heart rate yang tepat untuk setiap menit. Apabila hasil yang didapat berkisar antara 50-90 ketukan per menit (bpm) dan tidak mengalami keluhan lain, maka itu artinya jantung berada dalam kondisi sehat. Namun bila hasil yang didapat kurang dari hasil pengukuran ideal 50-90 bpm, artinya kemungkinan ada masalah yang terjadi dengan sistem kerja jantung.
"Misalnya ada yang dapat cuma 40 bpm atau terlalu lambat disebut juga bradikardia atau ada juga yang setelah dihitung dapat 120 bpm atau terlalu cepat, artinya ada yang salah karena denyutan yang benar tidak seperti itu," ujarnya.
Rasakan pola ketukan
Indikator penting lain dari metode MENARI yang perlu dipahami ialah pola ketukan yang dirasakan. Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) itu menyebut idealnya ketukan yang dihasilkan oleh jantung yang sehat biasanya akan stabil dan memiliki kekuatan yang cenderung kuat.
"Kalau misalnya saat diraba itu ada yang kuat dan yang lemah, bisa jadi itu ada masalah seperti penyakit fibrilasi atrium," jelas Yoga.
Apabila mengalami dua hal, yaitu detak jantung yang tidak stabil serta hasil pengukuran kurang atau melebihi batas ideal, ada baiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
Pilihan Editor: Deretan Mitos yang Keliru Tentang Kesehatan Jantung