Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak arti ketika manusia memaknai hubungan percintaan. Mengutip Verywell Mind, cinta platonik adalah hubungan orang yang berbagi ikatan erat, tapi tanpa hasrat seksual. Konsep ini berasal dari filsuf Yunani, Plato. Penggunaan istilah modern difokuskan tentang gagasan orang menjadi teman dekat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kebalikan dari cinta platonik hubungan seksual atau romantis. Hubungan platonik teman dekat dalam hidup yang dengannya merasa selaras dan memiliki kepercayaan, keyakinan, kesetiaan. Jenis hubungan ini sering merupakan persahabatan.
Menjaga hubungan platonik
Hubungan platonik tidak selalu mudah ketika sudah membangun ikatan yang kuat. Hubungan tetap perlu dirawat dan memperkuat. Saling menghubungi seperti umumnya, telepon atau mengirim pesan menjaga komunikasi tetap terbuka. Saling berkabar bicara sesuatu ketika memikirkan dirinya atau berbagi cerita jenaka yang bisa dinikmati bersama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berada ketika ia membutuhkan, terutama untuk mendengarkan keluhan atau ceritanya. Itu bermanfaat untuk menjadi sumber dukungan emosional yang penting. Mengutip Psychentral, ada sejumlah karakteristik cinta platonik tak hanya mengenai hasrat seksual saja.
1. Kedekatan
Dua orang dalam hubungan merasakan kedekatan satu sama lain dan merasa memiliki kesamaan.
2. Kejujuran
Dua orang merasa mereka bisa berbagi apa yang benar-benar dipikirkan dan dirasakan.
3. Penerimaan
Hubungan ini cenderung terasa mudah dan nyaman. Kedua orang merasa aman dan bebas untuk menjadi diri mereka sendiri.
4. Memahami
Hubungan platonik memiliki koneksi, tapi mereka juga mengakui dan menghormati ruang pribadi satu sama lain. Mereka tidak mencoba memaksa untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan atau menjadi sesuatu yang tak diinginkan.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.