Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Ciri Anak Terkena Nomofobia dan Cara Mengatasinya

Nomofobia adalah sebuah istilah yang disematkan kepada seseorang yang mengalami kecemasan dan ketakutan jika jauh dari ponsel.

10 September 2021 | 13.35 WIB

Dua peragawan cilik bermain dengan ponselnya di belakang panggung peragaan busana COMME TU ES Liu Jia dalam China Fashion Week di Beijing, 29 Maret 2015. Fashion show ini menampilkan rancangan bagi orang tua dan anaknya. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Perbesar
Dua peragawan cilik bermain dengan ponselnya di belakang panggung peragaan busana COMME TU ES Liu Jia dalam China Fashion Week di Beijing, 29 Maret 2015. Fashion show ini menampilkan rancangan bagi orang tua dan anaknya. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Nomofobia adalah istilah yang disematkan kepada seseorang yang mengalami kecemasan dan ketakutan jika jauh dari ponsel. Kecemasan dan ketakutan ini akan dialami setiap waktu dan orang tersebut akan merasa nyaman jika smartphone sudah ada di genggamannya kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak dan remaja pun bisa terkena nomofobia.

 

Orang yang mengalami nomofobia biasanya suka mengecek ponsel setiap saat, merasa cemas dan takut jika kehabisan baterai atau tidak ada sinyal, dan panik saat smartphone hilang atau tidak ada di dekatnya.

 

Selain itu, penderita nomofobia akan merasa tidak nyaman saat berjauhan dengan ponsel dan bolak-balik mengecek telepon genggamnya meskipun tidak ada notifikasi.

 

Untuk mengatasi nomofobia, khusunya pada anak-anak, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:

 

  1. Exposure therapy

Exposure therapy bisa membantu anak-anak untuk lepas dari ketakutannya jauh dari ponselTerapi ini memiliki tujuan supaya anak-anak dapat mengatasi kecemasan dan kepanikan saat tidak bisa mengakses ponsel pintarnya. Selain itu, terapi ini akan membuat anak-anak jauh lebih sehat, baik secara fisik maupun mental.

 

  1. Cognitive behavioral therapy

Cognitive behavioral therapy bisa membantu untuk mengelola pikiran dan suatu perasaan negatif akibat tidak bisa mengakses ponsel. Terapi ini akan membiasakan anak-anak untuk ketergantunga pada ponselnya.

Selain dengan terapi ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah nomofobia pada anak, yaitu:

 

  • Mendorong anak-anak untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain.
  • Mengajak anak-anak untuk beraktivitas di alam.
  • Melakukan pembatasan penggunaan ponsel.

 

EIBEN HEIZIER

Baca juga:

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus