Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Ciri Perilaku Berbohong Mitomania, Kebohongan yang Fasih dan Terus-menerus

Mitomania terbiasa berbohong tanpa tujuan dan secara terus-menerus

16 Agustus 2022 | 12.03 WIB

Ilustrasi berbohong. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi berbohong. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perilaku berbohong agaknya pernah dilakukan semua orang, karena suatu alasan. Mengutip publikasi Bias Konfirmasi terhadap Perilaku Berbohong, kebohongan bentuk manipulasi informasi, perilaku, dan gambaran diri yang sengaja dilakukan untuk mengarahkan orang lain terhadap kesimpulan tertentu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Namun, ada kondisi ketika seseorang terbiasa berbohong tanpa tujuan secara terus-menerus atau mitomania, dikutip dari artikel Mythomania, Bukan Bohong Biasa dalam laman Psikologi Universitas Negeri Semarang. Mitomania juga disebut  pseudologia fantastica. Mitomania gejala kebohongan dari gangguan kepribadian antisosial.

Apa itu mitomania?

Mitomania seseorang yang berbohong secara kompulsif. Meskipun ada banyak kemungkinan penyebab kebohongan, belum sepenuhnya dipahami mengapa seseorang berbohong secara mitomania. Beberapa kebohongan diceritakan untuk membuat pembohong mendapat penerimaan atau simpati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip publikasi Localisation of Increased Prefrontal White Matter in Pathological Liars, masalah yang mempengaruhi sistem saraf pusat mempengaruhi seseorang untuk berbohong. Kebohongan kompulsif juga ciri yang diketahui dari beberapa gangguan kepribadian.

Merujuk Healthline, beberapa ciri dan karakteristik mitomania antara lain:

1. Tak ada manfaat

Seseorang mungkin berbohong untuk menghindari situasi yang tidak nyaman, seperti rasa malu atau mendapat masalah. Tapi, mitomania berucap kebohongan atau cerita yang tidak memiliki manfaat objektif.

2. Dramatis, rumit, dan detail

Kebohongan mitomania cenderung sangat detail dan beragam. Meskipun jelas berlebihan, ucapan seorang yang mitomania mungkin sangat meyakinkan.

3. Pahlawan atau korban

Mitomania berucap kebohongan untuk memosisikan diri sebagai pahlawan atau korban dalam ceritanya. Tujuannya untuk mendapat kekaguman, simpati, atau penerimaan orang lain.

4. Mempercayai kebohongan yang diceritakan

Mitomania bercerita kebohongan di antara sadar dan delusi. Terkadang, seorang yang mitomania itu memercayai kebohongannya sendiri. Ahli psikologi menganggap dalam kondisi itu seorang mitomania berkemungkinan tidak mengetahui perbedaan antara fakta dan fiktif setelah beberapa waktu.

Biasanya seorang mitomania fasih saat berbicara kebohongan. Ada kecenderungan tidak menunjukkan tanda kebohongan yang umum, seperti jeda yang lama atau menghindari kontak mata. Ketika ditanya pertanyaan, mungkin berbicara banyak tanpa pernah spesifik atau menjawab pertanyaan.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus