Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Dampak Hypervigilance atau Waspada Berlebihan yang Tak Wajar

Hypervigilance cara otak melindungi tubuh dari bahaya, tapi bertindak seolah-olah selalu ada ancaman di sekitarnya

14 Juni 2023 | 15.04 WIB

Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team
Perbesar
Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sikap waspada berlebihan menandakan hypervigilance, dikutip dari Counselling Directory. Ketika seseorang mengalami hypervigilance, alam bawah sadarnya ingin terus mengantisipasi bahaya. Akibatnya indra terus dalam keadaan terus waspada ingin merespons bahaya, bahkan yang sebetulnya tidak ada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengutip Medical News Today, hypervigilance cara otak melindungi tubuh dari bahaya, tapi bertindak seolah-olah selalu ada ancaman di sekitarnya. Biasanya hypervigilance tidak menanggapi ancaman nyata, tapi reaksi berlebihan terhadap kewaspadaan. 

Dampak hypervigilance

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip WebMD, hypervigilance gejala yang muncul sebagai bagian dari berbagai kondisi kesehatan mental lainnya. Hypervigilance terkait dengan respons kecemasan, waspada, gugup, atau khawatir tentang situasi atau peristiwa.

Hypervigilance mempengaruhi perilaku dan kualitas hidup seperti susah tidur atau tak bisa bersantai. Sebab ada dorongan ingin selalu waspada dan gelisah. Terkadang tak penyebab pasti mendadak marah. Hypervigilance juga mendorong sikap curiga berlebihan, bahkan paranoia.

Hypervigilance menyebabkan pola perilaku obsesif, kelelahan fisik dan mental. Adapun kesulitan dalam hubungan, masalah di tempat kerja, bahkan menghindari situasi sosial.

Risiko gejala lanjutan hypervigilance

Merujuk River Oaks Psychology, hypervigilance yang berkepanjangan menimbulkan konsekuensi negatif. Misalnya, terus waspada meningkatkan risiko mengembangkan gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

1. Masalah kesehatan

Kewaspadaan yang berkepanjangan menyebabkan kelelahan kronis, kegelisahan, dan sulit tidur. Keadaan gairah yang meningkat tersebab kewaspadaan yang berlebihan membuat orang rentan terhadap kecemasan, serangan panik, dan perasaan kewalahan. Kondisi itu bisa menyebabkan stres kronis, mempengaruhi gejala fisik sakit kepala, ketegangan otot, dan masalah pencernaan. 

2. Dampak hubungan sosial

Hypervigilance rentan mengganggu hubungan sosial, karena muncul gejala mudah marah yang berakibat konflik. Sikap itu jika tak dipahami orang lain akan berakibat hilangnya kepercayaan.

3. Mengambil keputusan

Hypervigilance kronis mempengaruhi kemampuan individu untuk berpikir dan membuat keputusan. Ketika sangat waspada akan menjadi reaktif mengakibatkan pengambilan keputusan yang buruk. Kondisi itu bisa mempengaruhi karier, kehidupan pribadi, dan kesejahteraan.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus