Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Dampak Pola Asuh Metode Tiger Parenting Memaksa Anak Unggul secara Akademis

Metode tiger parenting cenderung memaksa anak untuk unggul secara akademis. Di sisi lain, pola asuh ini justru berdampak negatif bagi anak. Mengapa?

21 Oktober 2022 | 08.35 WIB

Ilustrasi orang tua atau ibu menemani anaknya belajar. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi orang tua atau ibu menemani anaknya belajar. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang tua memiliki ciri khas tersendiri dalam pola asuh dan membimbing sang buah hati. Ada orang tua yang memposisikan dirinya sebagai teman, ada pula yang menerapkan aturan ketat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh metode tiger parenting, yang cenderung memaksa anak untuk unggul secara akademis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Apa Itu Tiger Parenting

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Shihkuan Hsu dalam artikel ilmiahnya berjudul “Education as Cultivation in Chinese Culture” menyebutkan metode tiger parenting mulanya berasal dari ajaran filsuf abad kelima, Konfusius. Seperti diketahui, filosofi Konfusianisme mempromosikan struktur keluarga hierarkis, loyalitas, etos kerja yang kuat, dan kejujuran. Pun berusaha menaruh komitmen tinggi terhadap pendidikan dan prestasi akademik. 

Kemudian istilah Tiger Parenting baru dipopulerkan oleh budaya Eropa dalam bukunya Amy Chua dengan judul Battle Hymn of the Tiger Mother. Chua menulis tentang masa kecilnya yang dibesarkan oleh orang tua yang ketat dan menawarkan cerita tentang upayanya untuk menerapkan strategi tiger parenting kepada kedua putrinya. 

Menurut Chua, karakteristik utama tiger parenting adalah memberlakukan banyak aturan dan memberikan kontrol penuh orang tua terhadap buah hatinya. Rasa hormat diketahui sebagai jalan satu-satunya dan tidak ada imbalan sedikit pun untuk sikap positif yang ditunjukan anak. Sebaliknya, disiplin keras selalu diberlakukan bagi anak yang berperilaku negatif atau melanggar aturan yang ditetapkan. 

Selain itu, orang tua dengan gaya tiger parenting mencerminkan dirinya dalam posisi otoriter. Jika anak tidak setuju dengan pendapat mereka, bakal didisiplinkan dengan ancaman emosional. Dan juga tidak menutup kemungkinan orang tua seperti itu menggunakan disiplin fisik, seperti memukul, berteriak, dan merendahkan. 

Dampak Tiger Parenting 

Anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh tiger parenting dipastikan mengalami kesulitan dalam mengembangkan potensi diri, khususnya dalam hal akademis. Alih-alih menjadi unggul, kemampuan akademis anak justru turun sendirinya karena tidak bisa menerima kondisi secara sukarela. Selain itu, melansir Very Well Mind,  gaya pengasuhan yang terlalu ketat dan menghukum menyebabkan dampak berikut: 

  1. Memiliki peningkatan risiko kecemasan, harga diri rendah, dan memicu depresi; 
  2. Secara psikologis anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar; 
  3. Anak mengalami kesulitan dengan pengambilan keputusan sendiri
  4. Memiliki rasa takut yang lebih besar untuk membuat kesalahan karena mereka tidak ingin mengecewakan orang tua mereka; 
  5. Adanya peningkatan risiko melukai diri sendiri dan perilaku bunuh diri; 
  6. Memiliki masalah dengan disiplin diri karena mereka tidak diajarkan untuk menetapkan batasan pada diri mereka sendiri. 

HARIS SETYAWAN 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus