Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Dangdut Koplo tetap Eksis, karena Penggemar yang Loyal

Pedangdut Ikke Nurjannah menceritakan, popularitas itu berawal dari kesuksesan orkes dangdut koplo dan para penyanyinya di Jawa Timur.

14 November 2017 | 08.15 WIB

sumber: Instagram @viavallen
Perbesar
sumber: Instagram @viavallen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi dangdut senior Ikke Nurjanah berpendapat, popularitas dangdut koplo sekarang ini tak lepas dari loyalitas para penggemarnya. Ikke menceritakan, popularitas itu berawal dari kesuksesan orkes dangdut koplo dan para penyanyinya di Jawa Timur. Kemudian, menjalar ke berbagai kota di Pulau Jawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Dari dulu penggemarnya loyal, itu jadi kekuatan mereka," kata Ikke kepada Diko Oktara dari Koran Tempo, Selasa, 31 Oktober 2017. Baca: Hari Ayah, Simak Kedekatan Hot Daddy ini dengan Buah Hati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ikke menyatakan pernah manggung bersama kelompok orkes dangdut pada 1990-an dan 2012. Pada 2012, ia sepanggung dengan kelompok Orkes Melayu New Pallapa.

Dari pengalamannya itu, Ikke melihat, kelompok-kelompok orkes tersebut memiliki penggemar dan sangat eksis di Jawa Timur. Ia melihat, popularitas dangdut koplo saat ini adalah buah perjuangan yang dipetik oleh para pelakunya.

Agar semakin meningkatkan popularitas, penyanyi dan orkes dangdut koplo kini memiliki wadah baru. Selain dikenal dari panggung ke panggung, mereka dapat memanfaatkan dunia digital, seperti YouTube. Media pemasaran lewat YouTube biasanya berupa rekaman penampilan mereka di atas panggung. Mereka juga menjual cakram video. Baca: Hindari Pembunuhan antara Suami-Istri, ini Saran Psikolog

Selain itu, Ikke melihat ada perubahan tren popularitas. Maksudnya, dulu bpenyanyi dangdut koplo melejit lebih dulu di Jakarta, baru menjalar ke daerah lain.

“Sebaliknya, dangdut koplo lebih dulu dikenal di Jawa Timur, baru kemudian menular ke Jakarta dan kota-kota besar lain,” jelas Ikke.

Ikke menyarankan, agar para penyanyi dangdut koplo menjaga etika dan estetika dalam berkarier. Pengelolaan yang tak baik dikhawatirkan membangunkan prasangka jelek masyarakat kepada seniman dangdut.

Tak kalah penting, penyanyi dangdut koplo disarankan memilih manajemen yang kreatif dan dapat membuat karier tetap bersinar.

"Tugas manajemen adalah memikirkan bagaimana menjual artisnya, bagaimana tampilannya, dan memilih segmen yang ingin disasar," Ikke mengungkapkan.

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus