Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Corona Virus Disease 2019 disingkat Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di dunia pada 2019 seiring waktu mengalami evolusi untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga munculah beberapa varian Covid-19.
Hal ini ditandai dengan penyebaran dan penularan yang cepat melalui mutasi dari genetik virus ini. Sejak awal ditemukan kasus pertama di dunia hingga sebelum medio 2023 ini, virus Covid-19 telah mengalami mutasi dan menghasilkan banyak varian, antara lain:
Delta
Dilansir Jurnal Medika Hutama edisi 2022 varian delta Covid-19 atau B.1.617.2 merupakan mutasi dari Covid-19 yang ditemukan di hampir seluruh wilayah dunia. Varian delta diklaim lebih berbahaya dan menular daripada virus asli dengan pertama kali di temukan pada Oktober 2020 di India. Gejala yang diberikan virus ini di tiap orang berbeda tetapi pada umumnya gejala yang timbul yakni demam, pilek, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
Alpha
Dikutip lpmpjateng.go.id, pada September 2020 ditemukan mutasi lain dari virus Covid-19 bernama Alpha di Inggris. Varian yang juga disebut sebagai B117 ini memiliki tingkat penularan dan penyebaran lebih tinggi mencapai 50 % daripada virus aslinya. Varian ini berpindah secara cepat antara individu satu ke yang lainnya.
Beta
Dilansir Jurnal Medika Hutama edisi 2022, kasus varian Beta ditemukan pertama kalo di Afrika pada Mei 2020. Salah satu hal yang disorot dari varian Beta atau B 1351 ialah dampak mutasinya dalam kekebalan yaitu bisa melemahkan antibodi. Akibatnya, orang yang tertular virus corona baru lebih awal bisa ttertular varian baru ini.
Gamma
Pada Januari 2021, varian Gamma terdeteksi pertama kali di Brazil pada November 2020 dan di Jepang. Varian yang juga disebut sebagai P1 ini memiliki mutasi berbeda dengan varian lainnya. Namun, gejala dari varian Gamma dapat menimbulkan gejala mirip dengan varian lain, seperti varian Beta.
Kappa
Varian Covid-19 Kappa atau B.1.617 memiliki tingkat penyebaran dan penginfeksian yang cepat. Dampak varian ini dipercaya menyerupai campak dan mampu menular hanya dengan berpapasan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian Kappa menjadi Variant of Interest (VOI) yakni indikasi mempunyai perubahan terkait sifat penularan, kepekaan indera, keparahan gejala, sampai kemampuan virus menghindari imunitas.
Pilihan editor : Puncak Kasus Covid-19 Varian XBB di Jakarta Diprediksi November-Desember
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini