Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mata kering adalah salah satu masalah kesehatan yang tumbuh secara signifikan di seluruh dunia. Sebuah data dari We Are Social Digital Report 2019 mencatat prevalensi mata kering terus naik dari 20 hingga 50 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbagai alasan pun mendukung penyebab penyakit ini. Spesialis di rumah sakit mata Jakarta Eye Center Jakarta, Nina Asrini Noor, mengatakan bahwa salah satunya adalah penggunaan gawai dan komputer yang berlebihan. Ia menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia rata-rata bermain gawai selama delapan setengah jam setiap hari. Dalam aktivitas visual yang membutuhkan atensi tinggi ini, banyak orang lupa berkedip.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini membuat produksi air mata terhambat dan menyebabkan mata kering,” katanya Rabu, 11 September 2019.
Pemakaian lensa kontak juga menjadi penyebab lain dari mata kering. Nina mengatakan bahwa banyak orang yang kini menggunakan lensa kontak untuk bergaya. Mereka juga membelinya dengan sembarangan dan tanpa petunjuk dokter. Padahal mata setiap orang itu berbeda.
“Ada yang cocok pada jenis dan ketebalan tertentu. Ini yang mengetahui dokter. Jadi ketika membeli sendiri, bisa jadi tidak cocok dan menyebabkan mata kering,” katanya.
Nina juga menyebutkan bahwa kurang mengonsumsi air putih bisa mengakibatkan mata kering. Seperti imbauan para ahli, konsumsi air putih sebanyak delapan gelas sehari memang sangat penting. Tidak hanya menguntungkan bagi elastisitas kulit, namun juga berguna untuk menyuplai produksi air pada mata.
“Minum air putih kalau kurang akan mengganggu semua bagian di tubuh, termasuk mata. Jadi mata kering juga bisa disebabkan oleh minum di bawah delapan gelas,” katanya.