Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Fenomena Psikologis Pareidolia, Seperti Apa Cirinya?

Melihat bentuk binatang atau wajah di awan menandakan pareidolia

21 September 2022 | 15.48 WIB

Bentuk awan yang disebut seperti "tangan tuhan" di Brasil. instagram.com
Perbesar
Bentuk awan yang disebut seperti "tangan tuhan" di Brasil. instagram.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kata pareidolia berasal dari Bahasa Yunani. Para berarti sesuatu yang salah, bukan. Kata benda eidlon berarti gambar atau bentuk. Ketika melihat benda mati menyerupai wajah berkemungkinan menandakan pareidolia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengutip Fandom, pareidolia fenomena psikologis stimulus samar dan acak, biasanya berupa gambar atau suara. Misalnya melihat bentuk binatang atau wajah di awan, gambar manusia atau kelinci di bulan. Contoh lainnya, pelapukan formasi batu di satu sisi bagian Gunung Pedra da Gávea batu, Rio de Janeiro, Brasil, menimbulkan kesan yang diartikan seperti wajah manusia.

Ciri pareidolia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Publikasi berjudul Pareidolias: Complex Visual Illusions in Dementia with Lewy Bodies  menjelaskan, pareidolia berhubungan gangguan proses visual dan persepsi. Ada beberapa penelitian yang menyelidiki ciri kepribadian dan perbedaan individu dalam kaitannya dengan pareidolia. 

Keadaan suasana hati dan perasaan kesepian meningkatkan pareidolia. Pengalaman pareidolic juga dilaporkan selama penggunaan halusinogen seperti Lysergic Acid Diethylamide (LSD) terhadap individu sehat.

Mengutip Live Science, pareidolia persepsi wajah dalam rangsangan visual yang ambigu, seperti awan, formasi batuan, atau kawanan burung. Pareidolia terjadi ketika stimulus terbentuk secara acak ditafsirkan sebagai sesuatu yang pasti dan bermakna. Ini sesuatu yang telah dialami banyak orang untuk melatih imajinasi, misalnya anak yang menatap awan atau melihat gambar di langit bertekstur selama beberapa saat.

Para ahli mengatakan pareidolia memberikan penentuan psikologis untuk banyak delusi yang melibatkan indra, misalnya melihat UFO atau mendengar pesan yang mengganggu dalam rekaman ketika diputar mundur.

Ahli astronomi Carl Sagan menjelaskan, pareidolia juga berhubungan cara bertahan hidup. Mengutip dari bukunya The Demon-Haunted World - Science as a Candle in the Dark (1995), kemampuan untuk mengenali wajah dari jarak jauh atau dalam visibilitas yang buruk, naluri itu memungkinkan manusia untuk kewaspadaan.

Sagan mencatat, hal itu mengakibatkan beberapa salah tafsir gambar acak atau pola cahaya dan bayangan sebagai wajah.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus