Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Echovirus merupakan salah satu dari banyak jenis virus yang hidup di sistem pencernaan atau yang juga disebut saluran gastrointestinal (GI). Nama "echovirus" berasal dari sebutan virus “Enteric Cytopathic Human Orphan” (ECHO).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip dari laman Healthline, echovirus termasuk dalam kelompok virus yang disebut enterovirus. Virus ini berada di urutan kedua setelah rhinovirus sebagai virus paling umum yang menyerang manusia. Rhinovirus merupakan virus yang sering menyebabkan flu pada manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seseorang dapat terinfeksi echovirus termasuk echovirus-11 dengan berbagai cara, termasuk bersentuhan dengan kotoran yang terkontaminasi oleh virus, menghirup partikel udara yang terinfeksi, atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus.
Seseorang yang tertular echovirus akan menunjukan beberapa gejala. Melansir dari laman Medline Plus, gejala ini yaitu:
- Croup (kesulitan bernapas dan batuk yang keras)
- Luka mulut
- Ruam kulit
- Sakit tenggorokan
- Nyeri dada jika infeksi mempengaruhi otot jantung atau penutup seperti kantung di sekitar jantung (perikarditis)
- Sakit kepala parah
- Perubahan status mental
- Demam dan menggigil
- Mual dan muntah
- Kepekaan terhadap cahaya, jika infeksi mempengaruhi selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang (meningitis)
Melansir dari Web MD, echovirus-11 dapat menyebabkan meningitis atau ensefalitis, yang merupakan peradangan otak atau selaput di sekitarnya. Dalam kasus ini, penderita akan mengalami gejala neurologis yang parah termasuk kelemahan otot, atau kelumpuhan.
Infeksi echovirus dapat sangat merusak jantung, hati, atau ginjal. Virus ini juga dapat menyebabkan masalah permanen pada organ-organ inti pada tubuh. Jika kerusakannya cukup parah, dokter akan menyarankan untuk melakukan transplantasi organ.
Tes yang dapat digunakan untuk mengetahui echovirus yaitu:
1. Tes darah. Darah dapat memberi dokter petunjuk tentang jenis infeksi yang dimiliki seseorang.
2. Tes cairan serebrospinal (CSF). Dengan menarik beberapa cairan dari tulang belakang melalui keran tulang belakang, dokter dapat memeriksa virus di tulang belakang dan otak.
Pilihan editor : Sorot Balik Echovirus-11 di Enam Negara Eropa