Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Usia merupakan faktor penting dalam menentukan kesuburan pria.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility Journal, wanita yang usia pasangannya 40 tahun atau lebih, membutuhkan waktu lima kali lebih lama untuk bisa hamil, dibanding jika pasangannya berusia 25 atau lebih muda.
Belum lagi jika dibandingkan, rasio kehamilan pada wanita dengan pasangan pria berusia di bawah 30 dan di atas 50 terdapat perbedaan yang cukup signifikan.
Penurunan Kadar Hormon Testosteron
Pada kelompok usia 50 tahun ke atas, kemungkinan pasangannya hamil melorot 23-38 persen.
Dilansir dari The Health Site baru-baru ini, Dr Shweta Goswami, ginekolog dan spesialis IVF dari Max Hospital, menjelaskan kenapa usia mempengaruhi kemungkinan pria untuk jadi ayah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Setelah usia 30 tahun, ada penurunan pada kadar testosteron pria sebanyak 1 persen per tahun. Hal ini akan mempengaruhi kesuburan pria.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jadi ternyata, tidak hanya wanita, pria juga perlu mengkhawatirkan umur biologisnya. Belum lagi, kualitas sperma pria rata-rata juga akan menurun setelah usia 35 tahun.
Motilitas (kekuatan renang sperma) juga akan berubah seiring usia. Sperma memiliki motilitas terbaik sebelum usia sperma25 tahun, dan terendah setelah usia 55 tahun. Jika dibandingkan, motilitas sperma pria setelah usia 55 tahun turun hingga 54 persen.Ilustrasi sperma. Sumber: Getty Images/Science Photo Library RF/mirror.co.uk
Penurunan kualitas dan motilitas sperma pria tidak hanya membuatnya semakin sulit membuahi sel telur, tapi juga jadi berisiko menjadi ayah dari bayi yang memiliki permasalahan genetis.
Pasangan berusia sekitar 25 tahun punya peluang lebih besar untuk dapat hamil lebih cepat. Berikut ini fakta-faktanya:
1. Tingkat testosteron
Begitu seorang pria melewati usia 30 tahun, kadar hormon testosteronnya terus menurun 1% setiap tahunnya. Efeknya tentu saja menurunkan produksi sperma.
Berikutnya: Begitu pula dengan kualitas sperma yang akan...
2. Kualitas Sperma
Begitu pula dengan kualitas sperma yang akan mulai menurun setelah usia 35 tahun. Motilitas atau pergerakan sperma juga akan terpengaruh.
3. Motiltas
Kualitas, motilitas, dan kesehatan sperma dalam kondisi sempurna sebelum usia 25 tahun. Kualitas turun ke titik terendah setelah usia 55 tahun. Pada saat itu, pria dapat kehilangan kekuatan reproduksinya hampir 50%.
4. Faktor Gaya Hidup
Selain usia, apa lagi yang bisa memengaruhi kesehatan reproduksi pria? Kebiasaan seperti merokok, kurang gizi, mengenakan pakaian dalam yang ketat, dan insomnia juga perlahan bisa memengaruhi tingkat kesuburan pria.
5. DNA
Setelah usia 30 tahun, kadar testosteron dalam tubuh mulai menurun setiap tahun. Selain itu, mutasi dalam DNA bisa terjadi setelah usia 35 tahun.
Jadi, lebih baik merencanakan untuk memiliki anak jauh sebelum tahap-tahap tersebut.
Usia yang Tepat
Jadi, berapa usia yang tepat bagi seorang pria untuk menjadi seorang ayah? Meskipun periode antara usia 22 hingga 25 tahun dalam kondisi baik, sebagian besar pria mungkin masih berada di awal karier dan belum mapan pada usia itu.
Jadi, masa antara usia 28-30 tahun bisa menjadi waktu terbaik bagi seorang pria untuk menikah lalu menjadi seorang ayah.
Pasalnya, setelah usia 35 tahun, di sisi kesehatan, kebanyakan produksi sperma dan kualitas sperma akan mulai menurun. Artinya kesuburan tak bisa dipungkiri nyaris berbanding lurus dengan usia seseorang.
IDRIS BOUFAKAR
Baca : 6 Langkah Mempersiapkan Kehamilan setelah Keguguran