Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Ingin Kudapan Para Raja Palembang, Inilah Gulo Puan

Gulo Puan atau gula susu berbahan utama susu segar kerbau rawa dari Pampangan. Inilah "jajanan" kegemaran para sultan dan raja Palembang.

15 Agustus 2019 | 12.16 WIB

Gulo puan atau gula susu, merupakan hasil olahan susu segar kerbau rawa. Inilah makanan para raja Palembang dari Desa Bangsal, Ogan Komering Ilir. TEMPO/Parliza Hendrawan
Perbesar
Gulo puan atau gula susu, merupakan hasil olahan susu segar kerbau rawa. Inilah makanan para raja Palembang dari Desa Bangsal, Ogan Komering Ilir. TEMPO/Parliza Hendrawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Palembang - Warnanya agak kuning kecoklatan sedangkan aromanya begitu sedap dan menggoda untuk dicicipi. Itulah salah satu cemilan tempo dulu yang dikenal sebagai warisan raja-raja kesultanan Palembang Darussalam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Namanya Gulo Puan atau gula susu yang dimasak dengan bahan utama susu segar dari kerbau rawa khas dari daerah Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Salah satu yang mencoba melestarikan masakan yang mirip-mirip dengan karamel dan keju ini adalah keluarga Uju Muhammad.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Uju salah seorang peternak kerbau rawa di desa Bangsal dan Desa Kuro di kecamatan Pampangan. Selasa lalu, saya menyempatkan diri untuk mengikutinya ke kandang untuk memerah susu. Agak siang sedikit kamipun pulang kerumahnya di desa Kuro.

Di rumahnya, sang istri telah menanti kedatanganya dengan harapan membawa banyak puan atau susu segar. Karena musim kemarau, pagi itu, Uju hanya bisa membawa pulang sekitar 4 liter puan.

“Masak gulo puan butuh waktu paling tidak 2 jam,” katanya. Begitu tiba di rumah, sang istri sigap menyambut susu yang ditampung di dalam ember bertutup rapat. Ia pun menyiapkan tungku, peralatan masak dan bahan campuran pembuatan gulo puan.

Untuk empat liter susu segar, bahan tambahan yang  dimaksud berupa 1 Kg gula pasir. Setelah dimasak dalam api sedang selama 2 jam, maka jadilah gulo puan yang menyerupai abon sapi dengan warna kecoklatan.

“Bahan-bahan tadi akan jadi gulo puan seberat 2 kg,” ujar Uju Muhammad. Bila susu segar dijual seharga Rp15.000/liter maka harga jual gulo puan menjadi berlipat yaitu Rp80.000/kg. Sedangkan bila tiba di pasaran di kota Palembang maupun di Kayu Agung, maka harga jualnya bisa tembus Rp120-150.000/Kg.

Sayangnya, gulo puan hasil olahan istri Uju Muhammad tidak bisa saya bawa pulang karena sudah dipesan oleh orang lain sejak beberapa hari yang lalu. Tentu, yang pesan para pelanggannya bukan raja Palembang.

Sementara itu Muhammad Hasan, Kepala Desa Bangsal, menambahkan selain gulo puan, susu segar dari kerbau rawa bisa dijadikan cemilan lain seperti sagon gulo puan, minyak samin, jelly puan.

Kuliner ini mirip dengan gulo puan, hanya ditambahi telor. Bahan baku utamanya juga susu segar kerbau rawa. TEMPO/Parliza Hendrawan

Cara memasak sagon gulo puan hampir sama dengan memasak gulo puan. Hanya saja perlu ada penambahan telor. Menurut Hasan saat ini para peternak dan pengrajin turunan susu kerbau rawa membutuhkan sentuhan teknologi, pemasaran dan promosi untuk mempertahankan cemilan para raja Palembang itu.

“Bahkan saya berharap di Bangsal ini bisa dibangun kandang terpadu sehingga kotoran Kerbau juga bernilai ekonomi,” katanya.

PARLIZA HENDRAWAN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus