Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Ini Dia Alasan Kenapa Anak Suka Mengantuk, Cek Solusinya

Selain membantu proses tumbuh kembang anak, nutrisi dari sarapan dapat mencukupi kebutuhan energi untuk beraktivitas anak hingga tengah hari.

5 Maret 2018 | 07.30 WIB

Ilustrasi anak tidur. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi anak tidur. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sarapan menjadi elemen penting bagi anak untuk memulai hari. Selain membantu proses tumbuh kembang anak, nutrisi dari sarapan dapat mencukupi kebutuhan energi untuk beraktivitas anak hingga tengah hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Yang mengherankan tak jarang anak malah mengantuk setelah sarapan. Apa penyebabnya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengantuk sebenarnya hal alamiah yang terjadi pada tubuh untuk memberitahukan bahwa tubuh perlu beristirahat. Akan tetapi berbeda halnya jika mengantuk datang setelah sarapan.

Baca juga:
Jennifer Lawrence Vs Diet Balerina, Intip Menu Dietnya
Ini 6 Jenis Makanan yang Wajib Ada di Kulkas, Intip Penjelasannya
Putri Marino Menikah, Apa Makna Putih pada Gaun Pengantinnya?

Menurut dr. Marya Hartono, SpGK., dari Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta, mengantuk setelah sarapan umum dirasakan banyak orang termasuk anak-anak. Banyak penyebabnya. Salah satunya kurangnya oksigen ke otak.

 

“Makanan yang masuk ke saluran pencernaan akan menyebabkan aliran darah bergerak lebih aktif ke sekitar saluran pencernaan sedangkan di tempat lainnya termasuk otak, aktivitas aliran darah akan lebih menurun. Pada saat yang sama, otak melepaskan hormon serotonin dan melatonin yang dapat menyebabkan kantuk. Oleh karenanya, rasa kantuk setelah makan bisa saja terjadi,” kata  Marya.

Jika anak terus mengantuk setelah makan bisa jadi ada yang salah dari menu sarapannya.

Ilustrasi anak makan buah dan sayur. Shutterstock
Menurut Marya prinsip sarapan harus menganut gizi seimbang yaitu meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Sedangkan lazimnya keluarga memilih makanan cepat saji yang hanya tinggi karbohidrat dan lemak jenuh. Padahal makanan yang mengandung karbohidrat tinggi memicu otak untuk memproduksi hormon serotonin sehingga  akan menimbulkan rasa kantuk setelah sarapan.

“Oleh karena itu karbohidrat yang dipilih seharusnya karbohidrat kompleks seperti nasi merah, oatmeal, roti gandum yang memiliki indeks glikemik rendah sehingga tubuh tidak memproduksi insulin berlebihan. Insulin yang berlebihan dalam tubuh akan meningkatkan kadar melatonin dan serotonin di dalam otak,” terangnya.

Selain itu makanan yang mengandung kadar lemak tinggi dapat menyebabkan kantuk.

Oleh karenanya, Marya menyarankan agar mengurangi konsumsi lemak terutama lemak jenuh yang terdapat pada minyak goreng atau margarin. “Unsur yang kadang terlupa di dalam menu sarapan si kecil adalah serat. Makanan kaya serat seperti buah pir atau kentang akan memberi rasa kenyang lebih lama dan tentunya tanpa rasa kantuk. Selain itu, makanan kaya serat juga baik untuk pencernaan anak,” ia menyarankan. 

TABLOIDBINTANG

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus