Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kota-kota di Prancis berkukuh pada keputusan mereka melarang burkini di sepanjang pantai. Burkini merupakan kependekan dari burqa dan bikini. Terminologi itu mengacu pada pakaian renang dan pantai yang menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah, tangan, dan kaki, sesuai dengan tuntutan menutup aurat bagi perempuan muslim. Nice menjadi kota teranyar dari 16 kota pantai yang menerapkan larangan mengenakan burkini.
Namun polemik tersebut justru meningkatkan pesanan burkini. Aheda Zanetti, desainer Australia yang menjadi seorang pelopor burkini, mengatakan 45 persen konsumennya saat ini merupakan warga non-muslim. "Ini adalah pilihan," kata Zanetti, 48 tahun, seperti ditulis Koran Tempo, Senin, 29 Agustus 2016.
Perempuan kelahiran Libanon yang menetap di Bankstown, New South Wales, ini menjual lebih dari 700 ribu potong burkini sejak delapan tahun lalu. Pakaian yang dijahit di Sydney itu dikirim sampai Israel dan Norwegia. Zanetti mengatakan pakaian tersebut mencerminkan kebebasan, fleksibilitas, dan kepercayaan diri. "Bukan penderitaan dan teror."
Zanetti menunjukkan sederet e-mail dari konsumen yang menunjukkan rasa muak akan kebijakan kota-kota di Prancis. "Saya menderita kanker kulit, yang artinya saya tidak bisa ke pantai dengan baju renang biasa," demikian ditulis seorang perempuan dari California Selatan yang mengaku bukan beragama Islam.
Remona Aly, editor gaya hidup Guardian, mengajak para perempuan mengenakan burkini. Berikut ini lima keuntungan memakai baju renang tertutup.
1. Mengalihkan demam media
Saat ini, setiap perempuan di Barat berenang mengenakan burkini. Media sosial pun jadi heboh. Padahal apa pentingnya? Lebih baik kita arahkan perhatian pada isu yang lebih esensial, seperti kebakaran hutan dan pelanggaran hak asasi manusia.
2. Berhemat
Burkini bisa mengurangi anggaran pembelian krim sunblock serta kunjungan ke klinik kecantikan untuk mencabut bulu.
3. Memperluas definisi liberalisme perempuan
Jangan mau dikungkung anggapan yang menyatakan, "Anda tidak bisa menjadi feminis dengan pakaian tertutup." Menurut Aly, yang juga berjilbab, perempuan adalah mahluk sangat kompleks dan beragam sehingga pantang dibatasi pilihan berpakaian.
4. Menyoroti kekonyolan
Aly menganggap larangan terhadap burkini, dengan alasan "pakaian tersebut melambangkan kepatuhan kepada gerakan terorisme", sebagai kekonyolan. "Apa mereka kira perempuan datang ke gerai pakaian renang sambil berpikir soal bom?" ujarnya.
5. Merayakan kebebasan
Menurut Aly, Prancis--yang semboyan negaranya adalah "kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan"--perlu diingatkan ulang bahwa demokrasi utuh bisa dicapai jika seseorang dibebaskan memilih sesuai dengan kemauan hatinya, termasuk soal pakaian renang.
SYDNEY MORNING HERALD | GUARDIAN | REZA MAULANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini