Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Yogyakarta baru-baru ini ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata atau Kemenpar sebagai salah satu destinasi kuliner nasional bersanding dengan Solo dan Semarang. Tak heran, sebab Kota Pelajar tersebut memiliki segudang pilihan kuliner yang bakal membikin wisatawan bingung, salah satunya soto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gudeg mungkin menjadi pilihan pertama pelancong setibanya mendarat di sana. Namun, selanjutnya, mereka bisa memilih makanan berkuah, seperti soto, yang tak kalah otentik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Soto Kadipiro, misalnya. Warung milik Karto Wijoyo ini tercatat sebagai salah satu yang paling legendaris di kota Yogya. Sudah 97 tahun Soto Kadipiro berkiprah alias sejak 1921. Alkisah, kesuksesan Karto berawal dari tenda kecil di daerah Kadipiro.
“Dinamakan Soto Kadipiro juga karena makanan ini berasal dari daerah Kadipiro,” kata karyawan Soto Kadipiro, Fitri, yang ditemui saat acara Jakarta Food Fashion Festival di Kelapa Gading, Jakarta, Minggu, 15 April.
Soto Kadipiro konon menjadi pioner soto ayam kampung kuah bening di Yogyakarta. Memang, berbeda dengan daerah lain, soto ini tak dicampuri dengan santan, susu, atau rempah-rempah yang membuatnya menjadi kental.
Penampakan Soto Kadipiro benar-benar bening. Kuah kuningnya murni dari kunyit. Sedangkan bumbunya cuma memakai rempah-rempah dasar soto, seperti sereh, jahe, dan laos. Namun justru kuah bening ini terasa segar dan pas untuk sarapan.
“Orang Yogyakarta menyantap soto biasanya untuk sarapan karena ringan, netral, dan tidak bikin enek,” katanya.
Untuk pendatang atau wisatawan, saat menyantap Soto Kadipiro, mereka rasanya tak perlu lagi menambahkan kecap. Sebab, rasanya sudah manis, khas masakan Yogyakarta. Bila ingin pedastinggal menambahkannya dengan sambal merah matang. Tak perlu ragu-ragu menuangkan sambal lantaran pedasnya tak terlalu menyengat.
Soto Kadipiro biasanya dihidangkan dengan perkedel kentang. Perkedel ini akan memperkuat sensasi gurih. Sedangkan soal cara makan, umumnya soto disantap dengan nasi dengan cara dicampur.
Soto Kadipiro bisa ditemui di 12 cabang di Yogyakarta. Misalnya di Jalan Wates KM 2 atau di Jalan Janti, dekat dengan kebun binatang Gembira Loka. Harga per porsi dibanderol Rp 14 ribu. Warung-warung Soto Kadipiro mulai buka pukul 07.00 hingga 22.00.
Bila Anda tinggal di Jakarta dan rindu dengan santapan Soto Kadipiro, cobalah datang ke Jakarta Food Festival atau JF3 yang digelar oleh Summarecon Mal Kelapa Gading. Dalam festival tersebut, Soto Kadipiro hadir, khususnya di arena jajanan Kampoeng Tempoe Doloe.
Festival ini buka setiap hari, sampai 6 Mei nanti, mulai pukul 16.00 WIB pada hari biasa. Sedangkan pada akhir pekan, festival mulai buka pukul 11.00 WIB.