Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di mata Maudy Koesnaedi, putra semata wayangnya, Eddy Maliq Meijer, adalah anak yang cerdas hingga menaruh harapan tinggi padanya. “Aku sering cerewet mengingatkan dia belajar sampai-sampai dia suka protes, ‘Mama kenapa, sih aku harus selalu bagus nilainya? Anak-anak lain nilainya enggak bagus mamanya enggak marah-marah.’ Karena aku tahu dia punya potensi, cuma masalahnya enggak fokus karena hal-hal yang enggak penting,” kata Maudy yang menyebut Eddy sangat dekat dengan ayah dan kakeknya.
Baca: Hiburan Maudy Koesnaedi di Media Sosial: Dasar Jaenaaap
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sang suami, Erik Meijer, selalu mengingatkan Maudy agar tidak terlalu ketat dalam mengatur Eddy. Apalagi sampai merasakan ketakutan berlebihan. Bagi Erik, tidak perlu ada peraturan yang terlalu ketat, semua hal bisa didiskusikan. Kecuali urusan agama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Aku menaruh harapan tinggi ke dia karena aku yakin dia bisa jadi anak yang pintar, baik, dan aku merasa dia bisa. Tapi kalau suami saya selalu bilang sudah terima saja anaknya kayak gimana jangan terlalu khawatir,” kata Maudy.
Terselip harapan agar kelak Eddy menjadi anak yang kuat dan tangguh dalam menghadapi kerasnya kehidupan.
Baca: Cantik dan Bugar di Usia 40-an, Maudy Koesnaedi Jaga Pola Hidup
“Kalau sekarang, kan dia ada aku ada ayahnya, lingkungannya, ya hanya lingkungan sekolah dan rumah. Semua terlihat indah bagi dia dan dia terlindungi dengan baik, nyaman. Semua hal dikondisikan kondusif. Aku berharap Eddy bisa punya kemampuan berjuang yang baik ketika nanti dia masuk ke dunia nyata yang mungkin penuh konflik, masalah, dan ketidaknyamanan buat dia. Semoga dia bisa menentukan jalan yang baik buat dia,” katanya.
TABLOID BINTANG