Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Jadi Korban Bully, Henry Cavill Pernah Disebut "Fat Cavill'

Aktor Henry Cavill ternyata memiliki masa masa yang sulit saat masih kecil. Henry Cavill pernah dibully karena dia gemuk saat masih remaja.

27 Juli 2018 | 19.57 WIB

Henry Cavill. REUTERS/Daniel Munoz
Perbesar
Henry Cavill. REUTERS/Daniel Munoz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Henry Cavill ternyata memiliki masa masa yang sulit saat masih kecil. Pria yang baru merilis filmnya Mission: Impossible - Fallout ternyata pernah dipanggil 'Fat Cavill' alias 'Cavill Gendut' oleh anak-anak di lingkungan rumahnya. Tidak hanya itu, saat remaja, Henry Cavill pun dijuluki sebagai 'Ban Cadangan' oleh teman-temannya. Ia pun masih memiliki bobot berlebih sampai ia diminta menurunkan berat badannya sebanyak kurang lebih 10 kilogram dalam film The Count of Monte Cristo yang tayang pada 2002.

Baca: Hoax Kematian Henry Cavill, Ini Tokoh yang Pernah 'Meninggal'

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Masalah perundungan masih menjadi bahasan yang hangat hingga saat ini. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan tindakan bullying atau perundungan di dunia pendidikan menempati urutan keempat dalam kasus kekerasan anak yang terjadi di Indonesia. "Data UNICEF tahun 2014 menyatakan delapan dari 10 anak mengalami bullying dan kasus bullying di Indonesia menempati urutan atau posisi keempat dalam kasus kekerasan anak," kata Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra, Jumat 27 Juli 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jasra merinci urutan pertama kasus kekerasan pada anak ditempati oleh kasus anak berhadapan dengan hukum, kedua terkait dengan keluarga atau pengasuhan alternatif, ketiga cyber pornografi dan keempat perundungan di dunia pendidikan. Kasus perundungan ini, menurut dia, jika dibiarkan sangat berbahaya karena bisa membuat korban berbuat di luar batas nalar yakni hingga terjadi kasus pembunuhan. "Dan kami menduga, kasus siswa di Garut yang tewas oleh teman sekelasnya itu juga karena kasus bullying karena pasti ada faktor penyebab yang membuat pelaku sampai tega melakukan hal tersebut. Jadi tidak mungkin langsung melakukan hal tersebut," kata Jasra.

Pihaknya menyampaikan duka atas kasus siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang menikam temannya dengan gunting hingga tewas. "Tentunya atas nama pribadi dan institusi kami sangat berduka terkait anak korban yang meninggal itu. Semoga kasus ini menjadi yang terakhir dan tidak pernah terjadi lagi kasus serupa," kata dia.

Menurut Jasra, KPAI saat ini telah berkoordinasi dengan Kepolisian Resor Garut terkait kasus tersebut dan anak pelaku penikaman temannya hingga tewas sudah berada di rumah aman. "Dan sesuai Undang-undang 11 Tahun 2019 tentang peradilan anak, dalam pelaksanaan hukumnya harus perhatikan aspek hak-hak pelaku. Anak masih sekolah, akses bertemu orang tua. Apalagi orangtua pelaku dan korban ada hubungan saudara," kata dia.

Baca: Henry Cavill dan Dilema Kumis di Mission: Impossible - Fallout

Selain itu, KPAI juga berharap sekolah bisa menjadi garda terdepan untuk menjaga perilaku siswa ketika berada di lingkungan sekolah. "Dan kita berharap Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 soal penanganan kekerasan di satuan pendidikan jadi solusi, karena sangat detail apa peran guru, orang tua, untuk mendeteksi kekerasan agar tidak terjadi," kata dia.

FACTINATE.COM | BISNIS.COM

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus