Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Jadikan Kebaya sebagai Pakaian Sehari-hari, PBI Gelar Kongres Berkebaya Nasional

Kongres Berkebaya Nasional bertujuan menjadikan kebaya sebagai jati diri bangsa yang dikenakan perempuan sehari-hari.

10 November 2020 | 19.00 WIB

Sejumlah model berpose menggunakan busana kebaya di Museum Nasional, Jakarta, Selasa, 16 Juli 2019. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komunitas Perempuan Berkebaya yang bertujuan untuk melestarikan busana kebaya bagi masyarakat Indonesia. TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Sejumlah model berpose menggunakan busana kebaya di Museum Nasional, Jakarta, Selasa, 16 Juli 2019. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komunitas Perempuan Berkebaya yang bertujuan untuk melestarikan busana kebaya bagi masyarakat Indonesia. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kebaya dikenal sebagai pakaian nasional perempuan Indonesia. Tapi tak banyak yang mengenakannya sebagai untuk beraktivitas sehari-hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia Rahmi Hidayati mengatakan, kebaya sudah dikenakan sejak ratusan tahun lalu sebagai pakaian sehari-hari perempuan di Indonesia. Meski hanya di rumah atau ke sawah, perempuan di masa lalu selalu mengenakan kebaya.

“Karena ada pengenalan budaya dari mana-mana, termasuk budaya berbusana, kita pun mulai berubah cara berpakaiannya, ada kaus, kemeja, blus, juga hijab,” kata dia dalam konferensi pers Kongres Berkebaya Nasional, Selasa, 10 November 2020.

Kini gerakan berkebaya semakin masif. Beberapa organisasi mendorong kebaya sebagai pakaian sehari-hari perempuan Indonesia, termasuk Perempuan Berkebaya Indonesia. Menurut Rahmi, kebaya harus dilestarikan, salah satunya dengan memperbanyak teman-teman yang diajak berkebaya.

“Kami juga memperkenalkan kebaya ke anak-anak muda,” ujar dia.

Rahmi mengatakan, kebaya bisa digunakan untuk berbagai aktivitas. Bahkan dia bersepeda, naik gunung dan paralayang memakai kebaya.

"Artinya kebaya bisa dipakai ke mana aja, tapi dipakainya beda. Kalau acara-acara resmi ada pakem sebaiknya tidak dilanggar. Tapi untuk sehari-hari bisa kita modifikasi cara memakai kainnya. Kainnya adalah yang utama,” dia menambahkan.

Tingginya minat kembali memakai kebaya mendorong diselenggarakannya Kongres Berkebaya Nasional. Kongres ini akan diadakan secara daring pada 21-22 Desember 2020, bertepatan dengan Hari Ibu.

Ketua Kongres Berkebaya Nasional Lana T. Koentjoro mengatakan, acara ini bertujuan mengajak perempuan Indonesia menjadikan kebaya sebagai pakaian sehari-hari, menjadikannya sebagai jati diri bangsa yang dikenal di dunia internasional.

Di kongres itu, para pencinta kebaya akan berdiskusi dan mengambil keputusan untuk pelestarian kebaya. Salah satu targetnya adalah mendorong pemerintah menetapkan Hari Berkebaya Nasional dan menyusun rencana pendaftaran kebaya sebagai warisan budaya tak benda UNESCO. Akan ada juga pemberian penghargaan kepada orang-orang yang memiliki komitmen berkebaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus