Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tanggal 22 Juni tiap tahunnya selalu dirayakan sebagai hari ulang tahun Jakarta. Tahun ini, Jakarta merayakan usianya yang ke 491. Berbagai bentuk perayaan digelar di hampir seluruh pelosok kota Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meskipun menjadi kota pusat segala kegiatan sebagian besar masyarakat Indonesia, Jakarta tetap memiliki beberapa ciri khasnya. Paling tidak, ada tiga hal yang menjadi simbol atau ciri khas dari kota Jakarta.
1. Ondel-ondel
Ondel-ondel adalah boneka raksasa yang merupakan pasangan suami istri. Boneka laki-laki biasanya dihiasi kumis panjang, jenggot, alis tebal, dan juga cambang. Sedangkan, boneka wanitanya dirias dengan lipstik merah cerah, bulu mata melengkung, alis runcing, dan bahkan kadang-kadang ditambahkan tahi lalat. Berdasarkan sejarahnya, ondel-ondel dulu dimaksudkan sebagai pelindung terhadap bencana atau untuk mengusir roh jahat. Namun, seiring perkembangan zamannya, saat ini ondel-ondel dikenal sebagai penghibur orang-orang dengan warna-warna cerah dan tariannya.
Baca juga: Mau Liburan ala Maia Estianty? Gunakan 4 Jurus Ini
2. Monas
Presiden pertama Indonesia, Soekarno, menginginkan sebuah peringatan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bersama seorang arsitek, Frederich Silaban (perancang Masjid Istiqlal) dan R.M. Soedarsono, Soekarno membentuk monumen yang menjulang tinggi sebagai simbol keberuntungan. Struktur cangkir dan menara pada Monas menyerupai lingga dan yoni, terinspirasi dari kepercayaan Hindu. Kemudian, angka 8, 17, dan 45 melambangkan 17 Agustus 1945. Di mana tanggal tersebut adalah momen proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Baca juga:
3 Jurus Sukses Tampil Eksotis Seperti Aurel Hermansyah
Beda Best Before dan Expired Date, yang Satu Masih Bisa Digunakan
3. Macet
Sebuah survei di tahun 2015 mengungkapkan bahwa sebanyak 2,43 juta orang setiap harinya datang dan pergi ke Jakarta. Dan, tentunya angka tersebut terus bertambah hingga saat ini. Hal inilah yang menyebabkan kepadatan di wilayah Jakarta serta sekitarnya terus bertambah. Terlebih, sekitar 70 persen masyarakat dari luar Jakarta menggunakan mobil pribadi atau sepeda motornya dibandingkan transportasi umum.
Dinas Perhubungan Jakarta telah mengungkapkan bahwa hanya 20 persen dari semua perjalanan di ibukota dibuat menggunakan transportasi umum, sebagian karena kurangnya infrastruktur dan layanan transportasi umum yang memadai. Jadi, bukan hal yang aneh bila kemacetan di Jakarta seakan tiada habisnya.
THEDAILYROAR | THESTARONLINE | TRIPSAVVY
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini