Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Jelang Hari Rabies Sedunia, Masyarakat Perlu Pahami Penyakit Menular dan Mematikan Ini

Rabies merupakan penyakit menular dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Warga perlu memahami penyakit ini karena tergolong penyakit berbahaya.

23 September 2024 | 14.38 WIB

Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana
Perbesar
Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rangka Hari Rabies Sedunia pada 28 September, Pemerintah Provinsi Jakarta menyosialisasikan secara masif penyakit rabies kepada warga, termasuk peserta didik di satuan pendidikan, untuk mempertahankan status Jakarta bebas rabies. Jumlah satuan pendidikan di Jakarta cukup banyak, yakni 8.000, negeri maupun swasta dengan 1,3 juta siswa. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kalau ini masif disosialisasikan maka mempertahankan DKI bebas rabies tetap dapat terwujudkan," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Jakarta, Taga Radja Gah, mewakili Wakil Kepala Dinas Pendidikan Jakarta, Purwosusilo, dalam seminar daring "Mempertahankan Provinsi DKI Jakarta Bebas Rabies" yang diadakan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta pada Senin, 23 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sekaligus sebagai salah satu upaya peningkatan peran serta peserta didik dalam kepedulian lingkungan, terutama menyayangi hewan peliharaan. Ini juga berkaitan dengan pendidikan karakter yang ada di sekolah," tambahnya.

Rabies merupakan penyakit menular dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Taga mengatakan warga perlu memahami penyakit ini secara utuh karena tergolong penyakit berbahaya untuk kesehatan dengan tingkat kematian cukup tinggi.

Kenali gejalanya
Sementara itu, pakar kesehatan hewan Eka Wulandari mengingatkan rabies mematikan bagi hewan dan manusia. Virus rabies ditularkan melalui air liur hewan yang terinfeksi lalu masuk ke dalam tubuh lewat saluran saraf.

"(Virus) akan berdiam di otak. Kalau misalnya gigitan lebih dekat dari otak maka akan lebih cepat meninggal. Orang yang tergigit di daerah tangan dengan yang tergigit di kaki lebih cepat sampai ke otaknya yang tergigit di daerah tangan," paparnya.

Dia menambahkan gejala yang biasanya dijumpai pada hewan, khususnya anjing dan kucing yang terkena rabies, yakni sensitif terhadap rangsangan cahaya, gerakan, dan suara sehingga bisa tiba-tiba menggigit, mengeluarkan banyak air liur, dan mulut berbusa akibat akumulasi air liur. 

Eka mengingatkan masyarakat agar berhati-hati bila bertemu hewan liar di lingkungan dan tak sembarang mengelusnya. Menurutnya, kalau ada yang berliur terus-menerus sebaiknya hubungi dinas untuk memastikan hewan itu kena rabies atau tidak.

"Hati-hati kalau bertemu hewan liar di sekitar lingkungan, jangan main elus-elus. Lihat dulu ada gejala atau tidak dan tidak semua yang berliur pasti rabies," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus