Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Kanker Getah Bening Sering Terjadi pada Pria? Cek Penyebabnya

Kanker kelenjar getah bening atau kanker limfoma bisa terjadi pada pria maupun wanita. Namun terbanyak dialami pria, Apa sebabnya?

17 September 2018 | 12.06 WIB

Ilustrasi dokter/kesehatan. Pixabay.com
Perbesar
Ilustrasi dokter/kesehatan. Pixabay.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker kelenjar getah bening atau kanker limfoma merupakan 1 dari 10 jenis kanker terbanyak terjadi di Indonesia, baik pada pria maupun wanita. Namun, Dr. Ronald A. Hukom, Sp.PD, KHOM dari Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin) menyatakan kasus kanker ini lebih sering ditemukan pada pria.

Baca juga: Kanker Kelenjar Getah Bening atau Limfoma, Seperti Apa Gejalanya?

"Limfoma memang sedikit lebih banyak atau lebih sering ditemukan pada pria, kita tahu limfoma testis itu ada. Jadi, ada kasus limfoma pada testis," tuturnya dalam acara Peringatan Hari Kanker Limfoma Sedunia bertema Hidup Lebih CERDIK dengan Lymphoma yang diselenggarakan atas kerjasama Cancer Information & Support Center (CISC) Indonesia didukung Ferron Par Pharmaceuticals, Sabtu, 15 September 2018, Menteng, Jakarta Pusat.

Gejala yang dialami oleh pasien kanker limfoma testis di antaranya terdapat benjolan atau pembengkakkan yang tidak nyeri pada testis atau skrotum, rasa ketidaknyamanan pada skrotum, sensasi berat di skrotum, nyeri pada punggung bawah, selangkangan, atau perut, akumulasi cairan yang tiba-tiba di dalam skrotum dan merasa kelelahan tanpa sebab.

Meskipun kanker limfoma testis dapat menyebar ke kelenjar getah bening, tapi penyakit itu hampir tidak pernah menular ke organ lain. Jika kanker itu menyebar, Anda mungkin mengalami batuk, kesulitan bernapas, kesulitan menelan dan terjadi pembengkakan di dada.

Penting untuk mengetahui keberadaan kanker limfoma testis lebih awal guna meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan. Tanda-tanda paling awal yang terjadi biasanya adalah benjolan dan pembengkakan pada testis tanpa rasa nyeri. Testis mungkin juga tampak lebih besar dari biasanya.

Namun, jenis kanker ini tidak menyebabkan gejala yang nyata sampai tahap selanjutnya. Itulah mengapa pemeriksaan diri sangat penting, bahkan seringkali merupakan satu-satunya cara untuk mengenali kanker limfoma testis pada tahap awal.

Sekitar 95 persen dari semua pasien kanker limfoma testis pulih sepenuhnya setelah menjalani perawatan. Semakin cepat seorang pasien didiagnosis dan diobati, semakin baik prognosisnya. Perawatan untuk pasien kanker limfoma testis dapat berupa  pembedahan, radioterapi, kemoterapi atau kombinasi.

Ada beberapa cara untuk mendiagnosis kanker limfoma testis, yaitu tes darah, ultrasound intravena, biopsi tradisional dan tipe kanker intestinal. Diketahui pula ada dua jenis utama kanker testis, yakni kanker limfoma testis Seminoma dan Kanker limfoma testis non-seminoma.

Kanker limfoma secara umum terjadi karena pertumbuhan yang berlebihan dari sistem kekebalan tubuh atau sel limfosit, yang biasanya dikenal dengan istilah Limfoma Hodgkin (LH) dan Limfoma Non-Hodgkin (LNH). Penyebabnya bisa bermacam-macam. "Kalau di Jakarta kemungkinan infeksi virus, bisa pola makan, polusi, bahan kimia," ungkap Dr. Ronald.

MEDICALNEWSTODAY | VERYWELLHEALTH

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus