Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak di RS Bunda Jakarta, Natasha Ayu Andamari, meminta orang tua tidak khawatir memberikan vaksin kepada anak meski viral berita bayi meninggal setelah imunisasi. Ia mengatakan vaksinasi tetap perlu untuk anak agar tubuhnya memiliki perlindungan dari dalam dan tak mudah terserang penyakit maupun virus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Namun sebelum vaksinasi sebaiknya pastikan anak dalam keadaan sehat sehingga vaksin dapat bekerja lebih optimal. Jika anak sedang dalam kondisi tidak sehat sebaiknya tunggu sampai betul-betul sehat kembali,” kata Natasha dalam diskusi daring, Jumat, 12 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia juga menjelaskan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, orang tua bisa kembali membawa anak jika mengalami gejala yang tidak biasa seperti mual, muntah hebat, atau bayi tidur dalam waktu yang lama, sebab umumnya vaksin hanya akan menimbulkan efek samping demam ringan, bengkak, dan rewel.
“Karena bisa saja sebetulnya anak sedang sakit tapi enggak bergejala sehingga begitu dapat vaksin, penyakit itu baru keluar. Jadi bukan karena vaksinnya,” jelas Natasha.
Imunisasi ganda aman
Baru-baru ini, terjadi kasus bayi yang meninggal dunia pada 11 Juni 2024 usai menerima imunisasi yang sempat viral di masyarakat, khususnya kalangan orang tua. Bayi berinisial MKA berusia 2 bulan 28 hari itu awalnya diberikan imunisasi ganda untuk melengkapi status imunisasi yang belum didapatkan.
Sayangnya, bayi asal Sukabumi, Jawa Barat, itu meninggal dunia beberapa jam setelah diimunisasi dengan empat jenis vaksin. Menanggapi hal tersebut, Natasha juga menjelaskan pada dasarnya imunisasi ganda tetap aman dilakukan.
“Sebetulnya, selama ini secara keseluruhan vaksin enggak masalah digabung. Tapi vaksin-vaksin semisal PCV, ketika ketemu sama influenza biasanya menimbulkan efek samping demam. Jadi, sebaiknya dipisah. Di luar itu aman banget buat digabung,” jelasnya.