Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Kenali Berbagai Dampak Buruk Kemoterapi: Seksualitas Hingga Meningkatkan Stres, Kecemasan dan Depresi

Memahami efek kemoterapi sangat penting untuk membantu pasien menjalani proses pengobatan dengan lebih baik dan meminimalisir gangguan terhadap keseharian

30 Mei 2024 | 21.14 WIB

ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pengobatan kanker, termasuk kemoterapi, meskipun menjadi harapan bagi banyak pasien untuk pulih dari penyakit yang mematikan ini, sering kali disertai dengan berbagai efek samping yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita. Efek samping ini dapat bervariasi dari yang ringan hingga yang parah, tergantung pada jenis dan intensitas pengobatan yang diterima.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kemoterapi, sebagai metode pengobatan yang umum digunakan, memiliki potensi menimbulkan berbagai reaksi tubuh seperti mual, kelelahan, kerontokan rambut, hingga dampak jangka panjang pada organ vital.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari my.clevelandclinic, kemoterapi dan terapi radiasi melawan kanker dengan menghancurkan sel kanker. Meskipun kemo dan radiasi dirancang untuk membunuh sel-sel kanker dan tidak menyisakan jaringan sehat, pengobatan ini terkadang merusak atau menghancurkan sel-sel normal. Kerusakan pada sel normal tersebut dapat menyebabkan efek samping.

Efek Kemoterapi

Dampak pada seksualitas

Dilansir dari CNAlifestyle, kemoterapi dapat mempengaruhi produksi hormon, baik pada pria maupun wanita. Pada wanita, hal ini bisa menyebabkan menopause dini, yang disertai dengan gejala seperti berkurangnya libido, kekeringan vagina, dan nyeri saat berhubungan seksual. Pada pria, kemoterapi dapat menurunkan kadar testosteron, yang juga dapat mengurangi libido dan menyebabkan disfungsi ereksi.

Stres, kecemasan, dan depresi yang sering menyertai pengobatan kanker juga bisa berdampak negatif pada kehidupan seksual. Pasien mungkin merasa kurang percaya diri atau cemas tentang performa seksual mereka.

Dampak pada citra diri

Kemoterapi dapat menyebabkan berbagai perubahan fisik seperti kerontokan rambut, perubahan berat badan, dan masalah kulit. Perubahan ini sering kali membuat pasien merasa kurang menarik dan mengurangi rasa percaya diri mereka.

Bagi banyak orang, rambut dan penampilan fisik adalah bagian penting dari identitas mereka. Kehilangan rambut akibat kemoterapi dapat mengganggu persepsi diri dan perasaan kewanitaan atau kelelakian.

Masalah ingatan

Dilansir adri cdc.gov, beberapa obat kemoterapi diketahui memiliki efek neurotoksik yang dapat merusak sel saraf dan jaringan otak. Ini dapat mengganggu fungsi normal otak, termasuk kemampuan mengingat dan memproses informasi.

Pasien mungkin menemukan bahwa mereka kesulitan mengingat nama, tanggal, atau informasi baru yang mereka pelajari. Selain itu, Kemampuan untuk fokus pada tugas tertentu atau mempertahankan konsentrasi untuk periode waktu yang lama sering terganggu. Gangguan ini terkadang disebut "otak kemo", dan hal ini dapat menyulitkan pasien kanker untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari.

Penurunan nafsu makan

Dilansir dari mdanderson.org, salah satu efek samping yang paling umum dari kemoterapi adalah mual dan muntah. Rasa mual yang terus-menerus atau parah dapat membuat pasien merasa tidak nyaman dan kehilangan keinginan untuk makan.

Efek samping seperti diare atau sembelit juga umum terjadi selama kemoterapi. Ketidaknyamanan ini dapat mengurangi nafsu makan dan membuat pasien enggan makan. Selain itu, kemoterapi juga dapat menyebabkan perubahan pada indra pengecap, yang dikenal sebagai disgeusia. Makanan mungkin terasa pahit, terasa seperti logam, atau tidak enak sama sekali sehingga mengurangi nafsu makan.

Stres, kecemasan dan depresi

Efek samping fisik dari kemoterapi, seperti mual, kelelahan, kerontokan rambut, dan nyeri, dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan memperburuk stres serta kecemasan. 


Rasa sakit dan ketidaknyamanan fisik yang terus-menerus dapat mengganggu tidur dan kesejahteraan umum, yang kemudian dapat berkontribusi pada perasaan depresi dan cemas.

Pengobatan kanker (kemoterapi) juga sering kali memaksa pasien untuk mengubah rutinitas harian mereka, mengurangi aktivitas sosial, dan menghadapi keterbatasan fisik. Isolasi sosial dan perubahan dalam peran dan aktivitas sehari-hari dapat meningkatkan perasaan stres dan kesepian.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus