Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai seorang atlet binaraga dan pemilik jaringan pusat kebugaran (gymnasium), I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai sudah lazim menghadapi orang-orang yang ingin menurunkan berat badan dan punya bentuk tubuh proporsional. Pria yang populer dengan nama Ade Rai ini sudah terbiasa merancang aneka program latihan untuk para klien yang datang ke gym miliknya. Namun begitu menyaksikan pemberitaan mengenai Arya Permana, Ade merasa tertantang.
Baca: Olahraga Saat Puasa? Tilik Saran Ade Rai
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Arya Permana adalah bocah berusia 10 tahun asal Karawang, Jawa Barat, yang dua tahun lalu berbobot 190 kilogram. Akibat bobotnya yang berlebih itu, Arya sampai tak mampu bergerak dan beraktivitas seperti biasa. Kisah Arya mencuat begitu pemerintah Kabupaten Karawang membawa dia ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, untuk mendapat penanganan medis terkait dengan berat badannya. Bocah laki-laki ini mengalami obesitas karena pola makan berlebihan sejak kecil.Bocah Obesitas, Arya Permana (10) menjalani program penurunan berat badan oleh sejumlah Dokter Anak, ahli psikoterapi, serta ahli diet, dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dengan berjalan kaki mengelilingi kawasan rumahnya di Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 4 Agustus 2016. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Tergerak membantu Arya menurunkan berat badan, Ade lalu berkunjung ke RS Hasan Sadikin. Sebetulnya, ujar Ade, tempat perawatan Arya di rumah sakit itu tak bisa dikunjungi sembarang orang. Beruntung Ade mengenal para petugas keamanan di sana, sehingga ia diperbolehkan bertemu dengan Arya. "Saya bawakan dia oleh-oleh bola, sepatu, dan dumbel," ujar Ade mengenang pertemuan pertamanya dengan Arya pada Juli 2016.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dari pertemuan itu, Ade mengetahui bahwa sebetulnya Arya punya keinginan untuk beraktivitas seperti teman-teman sebayanya. Bahkan ia bercita-cita menjadi seorang pemain sepak bola. "Ini artinya Arya punya motivasi untuk menurunkan berat badan." Ade pun makin termotivasi mengawal program penurunan berat badan Arya. Ia memberikan aneka masukan kepada kedua orang tua Arya ihwal pola makan bagi anaknya.
Arya, kata Ade, bisa segemuk itu gara-gara kesukaannya mengkonsumsi mi instan dan minuman teh manis dalam kemasan. Dalam dua pekan sejak pertemuan pertama tersebut, Ade meminta orang tua Arya tak memberikan makanan-makanan itu dan menggantikannya dengan makanan yang lebih sehat. Walhasil, bobot Arya turun tujuh kilogram. "Setiap hari saya pantau terus kondisi Arya," ujar Ade kepada Tempo kemarin.
Baca: Keseimbangan Sehat dan Kaya ala Ade Rai
Selama 20 bulan, Ade mengawal proses diet dan program perawatan medis Arya. Dalam waktu selama itu, Arya berhasil menurunkan berat badannya hingga tinggal 80 kilogram. Ade tak mau mengklaim keberhasilan itu berkat jasanya semata, karena Arya juga melalui prosedur medis berupa operasi penyempitan lambung (bariatrik). "Saya hanya menjadi motivator bagi Arya."
KORAN TEMPO