Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Kiat Hubungan Suami Istri Tetap Lancar meski dalam Program Keluarga Berencana

Pakar bagi tips hubungan suami istri tetap nyaman meski sedang menjalani program Keluarga Berencana. Berikut sarannya.

29 Juni 2022 | 22.23 WIB

Ilustrasi suami istri. Sion Touhig/Getty Images
Perbesar
Ilustrasi suami istri. Sion Touhig/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Saat menjalani program Keluarga Berencana (KB), beberapa orang mengeluh tidak nyaman, tidak bergairah untuk melakukan hubungan suami istri. Itu karena beberapa jenis alat kontrasepsi, terutama yang mengandung antiandrogen tinggi, menyebabkan libido menurun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, memberi tips agar suami istri tetap nyaman dan bergairah melakukan hubungan intim meski sedang menjalani program Keluarga Berencana (KB).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Untuk mengatasinya keluhan-keluhan itu, tergantung dengan jenis KB-nya. Misalnya, pakai KB hormonal, vaginanya jadi kurang basah sehingga kalau berhubungan seks tidak nyaman, maka bisa ganti dengan KB yang kombinasi estrogen dan progesteron," kata Hasto yang juga dokter kandungan itu.

KB hormonal sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu yang mengandung kombinasi estrogen dan progesteron serta yang hanya mengandung progesteron. Di dalam tubuh wanita, tingginya hormon estrogen dapat menyebabkan peningkatan gairah hubungan seksual. Sebaliknya, tingginya progesteron akan menurunkan gairah seksual.

Dengan demikian, penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung kombinasi estrogen dan progesteron dinilai tepat agar libido dapat kembali ke tingkat normal. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan alat KB bukan satu-satunya faktor yang menurunkan libido.

Sementara itu, untuk penggunaan alat kontrasepsi nonhormonal seperti kondom, Hasto menyarankan suami memakai yang berbahan lateks.

"Kalau pakai yang terbuat dari plastik, kemudian jadinya kurang nyaman dan kurang bergairah karena tidak bisa mentransfer rasa hangat misalnya, maka bisa diganti dengan yang berbahan lateks," ujar Hasto.

Namun, jika masalah masih sering terjadi meski telah berusaha mengatasinya, maka konsultasi dengan dokter adalah pilihan yang tepat.

"Karena menurut saya, keluhan-keluhan itu ada solusinya. Masing-masing bisa diselesaikan dengan berkonsultasi," imbuhnya.

Meski demikian, Hasto berpesan keluhan-keluhan tersebut jangan membuat masyarakat menjadi takut untuk melaksanakan KB. "Kan ada juga orang yang enggak pakai KB tapi stres karena pas mau berhubungan seks, takut hamil. Akhirnya enggak jadi ereksi. Begitu sudah KB enggak perlu khawatir lagi," tuturnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus