Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Jika sering mengucapkan maaf tanpa ada kesalahan menandakan sorry syndrome. Mengutip Psychology Today, orang yang sorry syndrome sering meminta maaf kepada orang yang sama berulang kali selama berinteraksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kondisi itu bahkan secara otomatis mengucapkan kata maaf tanpa sadar, termasuk terhadap benda mati. Sindrom maaf ini perilaku terus-menerus meskipun sebenarnya tidak bersalah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Subconscious Servant, sorry syndrome istilah yang menggambarkan kebutuhan sangat besar untuk menyampaikan maaf di luar kendali seseorang.
Mencegah Sorry Syndrome
1. Komunikasi
Berkomunikasi secara jelas membicarakan perasaan secara jujur kepada orang lain tentang perilaku yang mempengaruhi.
Pernyataan mengungkapkan perasaan tanpa menyalahkan orang lain secara langsung. Itu membantu menumbuhkan kesadaran tentang dampak dari tindakan tanpa perlu berucap maaf secara berlebihan.
2. Menetapkan batasan
Penting memahami diri berhak menetapkan batasan dan mengungkapkan pendapat. Jika ada tindakan atau keputusan yang bukan kesalahan diri, tak usah ragu untuk menyatakan itu dengan tegas. Menetapkan batasan yang jelas dan konsisten juga langkah penting untuk mengatasi sorry syndrome.
3. Mengembangkan rasa percaya diri
Mengembangkan rasa percaya diri dan harga diri berguna untuk mengatasi sindrom ini. Mengalihkan perhatian terhadap pencapaian dan berbagai hal positif yang dilakukan daripada berfokus kesalahan atau ketidaksempurnaan. Jika perlu, cari dukungan dari teman atau terapis untuk membantu membenahi kepercayaan diri.
4. Maaf berlebihan menjadi beban
Permohonan maaf berlebihan berakibat beban bagi diri. Merujuk Psych Central untuk mengatasi sindrom maaf atau sorry syndrome mengenali setiap individu untuk menyatakan pendapat, membuat keputusan, dan menetapkan batasan tanpa perlu merasa bersalah.
Menetapkan niat berhenti memohon maaf untuk berbagai hal yang bukan kesalahan diri dan meningkatkan hubungan sosial yang bermakna.
Pilihan Editor: Sindrom Maaf, Apa Itu Sorry Syndrome dan Penyebabnya?