Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Kisah Dokter Padmosantjojo Berhasil Operasi Pemisahan Kembar Siam Pertama di Indonesia

Kembar siam pertama di Indonesia yang berhasil dipisahkan ialah Yuliana dan Yuliani, keduanya dipisahkan berkat operasi yang dipimpin dokter Padmosantjojo pada 1987.

6 Juni 2024 | 10.06 WIB

Ilustrasi bayi berkepala dua/kembar siam. ANTARA
Perbesar
Ilustrasi bayi berkepala dua/kembar siam. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 21 Oktober 1987, sebuah momen bersejarah tercipta di dunia kedokteran Indonesia ketika dokter Padmosantjojo dan timnya berhasil memisahkan kembar siam Yuliana dan Yuliani.

Operasi tersebut dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan memakan waktu 13 jam. Sebagai ketua tim bedah yang terdiri dari 98 orang, Padmo bertanggung jawab memisahkan kepala kedua bayi yang dempet vertikal (kraniopagus).

Dikutip dari Majalah Tempo edisi 8 April 2018, tim bedah harus menyayat kulit kepala, mengebor, dan mengerat tengkorak serta selaput otak dengan sangat hati-hati, sebelum akhirnya menutupinya dengan tulang penutup kepala tiruan dari semen tulang.

Apresiasi Atas Keberhasilan Padmo

Dokter yang lahir pada 26 Februari 1938 ini menerima banyak apresiasi atas keberhasilannya memimpin operasi pemisahan kembar siam Yuliana dan Yuliani yang saat itu masih berusia 2 bulan 21 hari.

Pada hari ulang tahunnya yang ke-51, Padmo kembali merawat si kembar. Operasi yang berhasil ini membuat Padmo mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan saat itu, Fuad Hassan dan diangkat sebagai guru besar tetap di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) beberapa bulan kemudian.

Keberhasilan operasi yang sangat rumit ini mendapat perhatian dunia. Profesor Mario Brock dari Berlin, Jerman, serta Profesor Becks dari Belanda datang ke Jakarta untuk melihat rekaman operasi dan mempelajari strategi yang digunakan. Keberhasilan ini pula membuat Padmo diundang untuk mempresentasikan prinsip pembedahan ini dalam pertemuan ahli bedah saraf dunia di Maroko pada 2005.

Rekan-rekan Padmo, seperti Hilman Mahyuddin dan Lucas B. Atmadji juga mendapat pengakuan atas kontribusi mereka dalam operasi ini. Ucapan selamat dari berbagai penjuru dunia mengalir selama dua bulan setelah operasi.

Bahkan, operasi ini menjadi satu-satunya yang berhasil memisahkan kembar siam kraniopagus pada saat itu, mengingat kegagalan operasi pada kasus serupa di Amerika Serikat yang melibatkan bayi kembar asal Jerman.

Keadaan Si Kembar Saat Ini

Setelah operasi pemisahan, Yuliana dan Yuliani sempat mengalami beberapa komplikasi, termasuk cedera pada kepala dan infeksi akibat benturan pada bone cement yang ditanam di kepala mereka. Menurut Majalah Tempo edisi 5 Maret 1988, Dokter Padmo melakukan operasi lanjutan untuk mengatasi masalah ini, termasuk mengangkat tulang palsu yang tidak lagi diperlukan karena tulang baru telah tumbuh.

Saat ini, Yuliana dan Yuliani dalam kondisi yang baik. Mereka tinggal bersama orang tua mereka yang kini memiliki kehidupan lebih stabil berkat bantuan dari para sponsor dan Departemen Sosial. Keluarga Padmo bahkan menyekolahkan Yuliana dan Yuliani sampai perguruan tinggi.

Pada 2018 lalu, Yuliana berkesempatan menempuh pendidikan doktor Ilmu Nutrisi dan Teknologi di Institut Pertanian Bogor. Sedangkan Yuliani bekerja sebagai dokter umum di Padang.

Pilihan Editor: 7 Jenis Kembar Siam, Salah Satunya Kembar Laba-laba

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus