Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Kondisi Compassion Fatigue, Sulit Berempati Tersebab Kelelahan Mental

Kondisi kelelahan mental karena berlebihan berempati akhirnya seperti tak merasakan apa-apa menandakan compassion fatigue

16 Oktober 2023 | 16.45 WIB

Ilustrasi perempuan lelah/kurang istirahat/mengantuk. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi perempuan lelah/kurang istirahat/mengantuk. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pekerja profesional yang menangani trauma orang lain setiap hari, misalnya di rumah sakit, klinik psikologi, atau di tempat tunawisma rentan mengalami kondisi kelelahan berempati. Kondisi ini disebut compassion fatigue, dikutip dari WebMD.

Tentang Compassion Fatigue

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Compassion fatigue istilah yang menggambarkan dampak fisik, emosional, dan psikologis karena sering berempati yang berakibat kelelahan mental. Kondisi ini bermula dari pengalaman stres atau trauma. Kondisi kelelahan dalam compassion fatigue cenderung lebih spesifik. Itu cenderung tersebab tempat kerja penuh tekanan, sumber daya kurang, atau jam kerja berlebihan.

Terkadang bentuk kelelahan ini disebut reaksi stres sekunder, kejutan tidak langsung. Sebagian besar tersebab antara compassion fatigue dengan karier dan posisi yang sering menempatkan seseorang dalam situasi stres. Compassion fatigue rentan mempengaruhi pekerja penyedia layanan.

Dikutip dari situs web American Psychological Association, psikolog Heidi Allespach dari Miller School of Medicine di Universitas Miami menjelaskan, para perawat yang berlebihan atau terlalu berempati rentan makin kebal terhadap penderitaan pasiennya. "Kewalahan terlalu berempati terhadap orang lain bisa terasa seperti tenggelam," kata Allespach.

Menurut psikolog Charles R. Figley, compassion fatigue terjadi saat pekerja penyedia layanan menangani pasien yang mengalami stres atau trauma ekstrem. Sikap empati yang berlebihan ini rentan berakibat kebal, sehingga pekerja layanan yang berhadapan dengan situasi ini mengalami kelelahan mentalnya.

"Ini seperti menyerang pikiran," tuturnya.

Kerry A. Schwanz dari Coastal Carolina University menjelaskan, compassion fatigue tidak bisa berakibat membuat pekerja layanan ini sulit merasakan empati, karena sudah terkurasi berempati secara berlebihan sampai kelelahan. Situasi yang dirasakan berbalik menjadi tekanan, karena beban kerja yang berlebihan. Gejalanya meliputi kecemasan, pikiran yang menggangu dan kewaspadaan yang berlebihan.

"Perasaan seperti tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus