Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Kontroversi Presiden Jokowi Sebut Kuliner Bipang, Ketahui Aneka Versi Bipang

Presiden Jokowi mengucapkan kuliner bipang saat memberikan sambutan dalam acara Hari Bangga Buatan Indonesia atau BBI.

9 Mei 2021 | 17.01 WIB

Presiden Joko Widodo memberikan arahan dalam acara peresmian pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 4 Mei 2021. ANTARA/BPMI Setpres/Lukas
Perbesar
Presiden Joko Widodo memberikan arahan dalam acara peresmian pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 4 Mei 2021. ANTARA/BPMI Setpres/Lukas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Presiden Jokowi saat menyebut kuliner bipang memantik kontroversi.

Ada yang menganggap Presiden Joko Widodo tengah mempromosikan salah satu jenis makanan yang tidak halal, terlebih saat ini dalam bulan Ramadan. Namun juga perlu diingat, pada Kamis 13 Mei 2021 bukan hanya umat Islam yang merayakan Hari Raya Idul Fitri, umat Kristiani juga memperingati Kenaikan Isa Al Masih.

Presiden Jokowi mengucapkan kuliner bipang saat memberikan sambutan dalam acara Hari Bangga Buatan Indonesia atau BBI. Melalui video, Presiden Jokowi mengajak masyarakat berbelanja kuliner tradisional yang kini kian mudah diperoleh karena dapat dipesan lewat daring.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Sebentar lagi lebaran. Namun karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama. Nah, bapak, ibu, saudara-saudara, yang rindu kuliner daerah atau mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online," kata Jokowi dalam pidatonya pada Sabtu, 8 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Yang rindu makan gudeg Yogyakarta, bandeng Semarang, siomay Bandung, pempek Palembang, Bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya tinggal pesan dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah," ujar Presiden Jokowi.

Kuliner bipang ambawang yang disebutkan Presiden Jokowi ini memantik beragam reaksi. Sebagian orang menduga Jokowi tidak tahu kalau Bipang Ambawang dari Kalimantan itu adalah kuliner khas Suku Dayak yang merupakan singkatan dari babi panggang.

Jika merujuk kata bipang saja, setidaknya ada empat daerah yang memiliki kuliner khas bernama bipang atau mirip bipang, dan tentunya bukan singkatan dari babi panggang. Masyarakat Tanjungsakti, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, mengenal kuliner bernama bipang.

Makanan ini terbuat dari beras ketan yang dicampur gula dan perasan air jeruk, kemudian digoreng. Bipang merupakan kue tradisional yang selalu tersaji setiap lebaran. Bipang dicetak berbentuk segi empat. Rasanya manis, asam, dan gurih karena ditambah taburan kacang tanah.

Juru Bicara Presiden Joko Widodo, Fadjroel Rachman mengaku mengenal aneka jenis bipang dari beberapa daerah. "Bipang adalah nama generik," tulis Radjroel di akun Twitter, Sabtu 8 Mei 2021.

Masyarakat Kalimantan dan Sulawesi mengenal kuliner bernama bepang, sementara masyarakat Jawa mengenal kuliner jipang. Fadjroel kemudian memotret salah satu bentuk bipang atau bepang yang menjadi camilan khas Kalimantan Selatan.

Bipang alias Jipang menurut Jubir Presiden Fadjroel Rachman Foto Twitter Fadjorel

Dari berbagai versi nama, entah bipang, bapang, atau jipang, semuanya merujuk pada camilan dari beras ketan atau jenis biji-bijian lain yang dicampur dengan gula merah. Berbentuk balok, renyah, dan terasa manis gula karamel saat dimakan.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sampai menjelaskan konteks pernyataan Presiden Joko Widodo dalam video Hari Bangga Buatan Indonesia itu ditujukan kepada masyarakat Indonesia yang terdiri atas beragam suku, budaya, dengan kekayaan kuliner nusantara.

"Pernyataan mengenai Bipang Ambawang, kita harus melihat dalam konteks secara keseluruhan," kata Muhammad Lutfi dalam pernyataan yang disampaikan lewat video pada Sabtu, 8 Mei 2021. "Presiden Jokowi mengajak masyarakat untuk mencintai dan membeli produk lokal."

Muhammad Luthfi melanjutkan, Kementerian Perdagangan selalu penanggung jawab acara Hari Bangga Buatan Indonesia meminta maaf jika pernyataan Presiden Jokowi itu menyebabkan kesalahpahaman di masyarakat. "Kami memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan Bapak Presiden Joko Widodo," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus