Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Korban Aniaya Mario Dandy Keluar dari Fase Koma, Apa Itu Pasien Koma?

David, korban aniaya Mario Dandy anak pejabat Ditjen Pajak Rafel Alun masih tidak sadarkan diri meski telah melewati fase koma. Apa itu pasien koma?

5 Maret 2023 | 07.31 WIB

David saat dijenguk Ketua Umum PP GP Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas, Rabu, 22 Februari 2023 di RS Medika Permata Hijau, Jakarta Selatan sebelum dipindahkan ke RS Mayapada Kuningan.  Foto: FB Yaqut Cholil Qoumas
Perbesar
David saat dijenguk Ketua Umum PP GP Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas, Rabu, 22 Februari 2023 di RS Medika Permata Hijau, Jakarta Selatan sebelum dipindahkan ke RS Mayapada Kuningan. Foto: FB Yaqut Cholil Qoumas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Usai penganiayaan brutal yang diterimanya, David, 17 tahun masih belum sadarkan diri meski telah melewati masa koma di ICU RS Mayapada. Kendati demikian, korban kekerasan Mario Dandy Satriyo, anak Rafael Alun pejabat Direktorat Jenderal Pajak ini disebut kian membaik. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bagaimanakah seorang pasien bisa disebut koma

Penjelasan Mengenai Pasien Koma

Mengutip dari healthline, koma adalah keadaan tak sadar yang berkepanjangan. Ini terjadi ketika gangguan sementara atau permanen terhadap fungsi otak yang sangat mempengaruhi kesadaran. Kerusakan ini menghasilkan:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

a. Ketidaksadaran

b. Ketidakmampuan untuk bangun

c. Tidak responsif terhadap rangsangan, seperti rasa sakit, suara, dan cahaya

Kata "koma" berasal dari kata Yunani "Koma," yang berarti "tidur nyenyak."

Seseorang yang sedang koma masih hidup tetapi tidak dapat bergerak sesuka hati. Dalam sejumlah kasus, mereka tidak dapat berpikir, berbicara, atau menanggapi lingkungan mereka. Fungsi penting seperti pernapasan dan sirkulasi darah terganggu dalam banyak kasus. Seseorang dapat didukung dengan obat atau intervensi lain, seperti tekanan jalan napas atau ventilasi mekanis.

Ketika seseorang memiliki gangguan kesadaran yang tiba -tiba atau bertahap, para profesional kesehatan bekerja dengan cepat sehingga orang tersebut akan memiliki hasil terbaik. Jika seseorang menerima diagnosis koma, penting untuk mempertahankan dukungan organ sampai mereka pulih.

Beberapa orang bangun secara bertahap dari koma, biasanya setelah beberapa minggu. Namun, yang lain dapat tetap dalam koma selama bertahun-tahun atau bahkan beberapa dekade, tetap hidup dengan suplementasi nutrisi serta bantuan pernapasan dan fungsi jantung.

Penyebab Pasien Koma

Masih menurut healthline.com, koma disebabkan oleh kerusakan otak, terutama jika ada kerusakan bilateral pada korteks serebral (kerusakan di kedua sisi), atau kerusakan pada sistem pengaktif reticular. Sistem pengaktif reticular mengontrol gairah dan kesadaran korteks serebral. Kerusakan di sini dapat dihasilkan dari banyak faktor potensial, seperti:

1. Cedera otak traumatis, seperti yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas atau trauma kekerasan

2. Stroke (mengurangi suplai darah ke otak)

3. Tumor di otak atau batang otak

4. Kurangnya oksigen ke otak setelah diselamatkan dari tenggelam atau dari serangan jantung

5. Diabetes yang tidak dikelola, yang menyebabkan kadar gula darah menjadi terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah (hipoglikemia) dan dapat menyebabkan pembengkakan di otak

6. Overdosis obat atau alkohol

7. Keracunan karbon monoksida

8. Penumpukan racun dalam tubuh, seperti amonia, urea, atau karbon dioksida

9. Keracunan logam berat seperti timbal

10. Infeksi, seperti meningitis atau ensefalitis

11. Kejang berulang

12. Ketidakseimbangan elektrolit

Kondisi Terkini David

Dokter spesialis bedah saraf Rumah Sakit Mayapada, Gibran Aditiara Wibawa menyebut bahwa David Latumahina sudah melewati masa koma. “Ananda David sudah keluar dari statement koma. Pas datang ke rumah sakit dalam posisi koma, tapi saat ini sangat improve sudah keluar dari posisi koma,” kata Gibran saat konferensi pers di Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Selasa, 27 Februari 2023 lalu.

Pada kesempatan yang sama, dokter konsultasi perawatan intensif Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Franz J.V Pangalila menuturkan bahwa David sudah tidak lagi memakai ventilator alat bantu pernapasan sejak 3 hari lalu. “Sudah dari 3 hari lalu. Sudah spontan napas, waktu awal dirawat memang harus pakai ventilator,” kata Franz.

Franz menyebut kondisi David dari hari ke hari terus membaik. Hal itu didasarkan atas angka Glasgow Coma Scale (GCS), yakni skala yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesadaran seseorang. Franz menjelaskan GCS David ketika pertama kali mulai dirawat berada pada angka skala 4, jauh di bawah skala orang normal yang umumnya berada pada angka skala 15.

Setelah 5 hari perawatan tingkat kesadaran David, anak kader GP Ansor itu menunjukkan peningkatan. Saat ini GCS David berada diangka 8 sampai 9. “Orang seperti kita biasanya 15. Dan sekarang sudah mencapai 8 hingga 9 itu merupakan perkembangan yang sangat signifikan,” katanya, ihwal keadaan korban penganiayaan Mario Dandy tersebut.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus