Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Kue Keranjang Pandan, Variasi Baru Menu Imlek

Variasi baru agar tak melulu kue keranjang gula merah yang berwarna coklat.

27 Januari 2016 | 14.29 WIB

Pekerja mengepak kue keranjang pesanan supermarket, kawasan Pajagalan, Bandung, Rabu 4 Februari 2015 . Tampak kue keranjang sedang dimasukan kedalam kotak. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Pekerja mengepak kue keranjang pesanan supermarket, kawasan Pajagalan, Bandung, Rabu 4 Februari 2015 . Tampak kue keranjang sedang dimasukan kedalam kotak. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bandung -Kue keranjang atau dodol cina yang identik dengan warna coklat tua dengan aroma gula merah yang begitu khas untuk untuk dinikmati bersama keluarga saat merayakan imlek.  Namun, kini kue keranjang tak hanya hadir dalam warna coklat saja tapi juga warna hijau dengan aroma wangi pandan. Variasi baru ini juga diminati pembeli.

"Sebenarnya dulu juga sudah ada yang jual, tapi kami produksi baru tahun ini dan disambut cukup baik. Buat variasi, tak melulu gula merah," ujar Vincent pemilik dan pengelola rumah produksi kue keranjang Tek Kie, saat ditemui di rumah produksi Bandung, Rabu, 27 Januari 2016

Untuk saat ini, peminat kue keranjang pandan memang belum sebanyak kue keranjang yang biasa dijual pada umumnya. Vincent mengatakan saat ini pembuatan kue keranjang hijau tersebut baru diproduksi sebanyak 2 ton per harinya. Angka ini tidak sebesar pembuatan kue keranjang biasa yang mencapai 21 ton dalam sehari. Ia masih melihat pasar untuk varian tersebut. Kue keranjang untuk jenis pandan memang baru di produksi untuk ukuran 500 gram dengan harga yang relatif murah yaitu, Rp 20 ribu saja.

"Kami produksi secukupnya coba dulu, kalau banyak yang pesan. Kita buat lagi lebih banyak, proses pengenalan dulu aja" ujar Vincent.


Rasanya yang manis kenyal memang banyak disukai, bukan hanya oleh masyarakat keturunan Cina tapi juga yang lain. Salah satunya Eni Sumaryati, walaupun ia tidak merayakan imlek, ia sengaja membeli beberapa buah kue keranjang untuk dikonsumsi keluarganya di rumah.

"Kebetulan dari dulu emang suka, rasanya kan mirip dodol ya,” ujar Eni. Dia a biasanya menggoreng kue itu dicampur terigu untuk keluarganya. “kayak masak pisang goreng, enak manis dan gurih jadinya."

Bentuk kue keranjang yang bulat, dimaksudkan sebagai simbol kemakmuran yang tidak akan terputus. Banyak kaum Tionghoa memesan kue keranjang untuk dibagikan kepada kerabat dan sahabat.

DWI RENJANI


 


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dian Yuliastuti

Dian Yuliastuti

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus