Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Lebih Gampang, Lebih Ampuh, IUD Baru

Multiload, suatu bentuk penyempurnaan dari IUD diciptakan Willem AA Van OS. Pemakaiannya bisa sampai 2 tahun lebih sedikit. Dapat langsung dimasukkan ke dalam rahim tanpa menggunakan tabung. (ksh)

14 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK abad ke-19 dikenal di Amerika, alat dalam rahim (Intra Uterine Device) sebagai pencegah kehamilan semakin disempurnakan. Dulu ia berbentuk cincin yang terbuat dari perak. Dari waktu ke waktu ia harus dikeluarkan supaya tidak menembus dinding rahim. Setelah menempuh banyak modifikasi, kemudian dikenal alat bikinan Marguiles, Lippes Loop, Bow Birnberg yang terbuat dari polyethylene dan cincin anti karat. Sekali ini ia, karena dilengkapi dengan "ekor", lebih mempermudah pemakaiannya. Belakangan ini muncul multiload, suatu bentuk penyempurnaan lagi dari IUD yang terbuat dari tembaga lainnya seperti copper T dan copper seven setelah bentuk sederhana "spiral" yang sering gagal. Multiload, ciptaan Willem A.A. van Os, dapat langsung dimasukkan ke dalam rahim tanpa menggunakan tabung. Bentuknya seperti sayap yang dapat menyesuaikan diri. Kalau rahimnya besar, ia ikut membesar. Ia akan mengecil bila rahimnya kecil. Van Os, orang Belanda yang bekas rumahnya kini menjadi monumen Linggarjati, menghadiri Kongres Obstetri Gynekologi di Yogya baru-baru ini. Dalam kesempatan itu ia sendiri menyerahkan 200.000 biji multiload -- bantuan pemerintah Belanda -- untuk Indonesia. Di luar negeri harganya sekitar Rp 1.575 sebiji. Di Indonesia, ia beredar mulai 3 tahun lalu. Jenis IUD memang "sudah agak ketinggalan," komentar Prof. Marsidi Judono, penasehat ahli kepala BKKBN Pusat. Dianjurkannya pemakaian multiload untuk jangka dua tahun lebih sedikit. Kalau lebih lama dipakai, "tembaganya" hilang. "Dengan tembaga ini mani bisa kelenger," kata Prof. Judono, "hingga tidak bisa membuahi zat telur." IUD sudah menjadi suatu alat kontrasepsi yang dianjurkan dalam program resmi Keluarga Berencana di Indonesia. Keampuhannya setingkat di bawah pil anti hamil. Pemakaian IUD pada mulanya tinggi, misalnya, di DKI Jaya tahun 1970 mencapai 52% dari seluruh alat kontrasepsi, tapi kemudian menurun terus sampai 19% saja tahun 1978. Sebaliknya, pemakaian pil meningkat dari 25% tahun 1970 ke 60% tahun 1978. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu. IUD memerlukan tangan ahli untuk memasangnya. Ada pula tokoh agama yang kurang menyetujuinya, apalagi jika dipasang oleh petugas yang bukan wanita.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus