Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Madumongso, Kue Lebaran di Kediri yang Tak Pernah Absen

Namun tak banyak orang tua yang berani mencicipi manisnya madumongso dengan alasan kadar gulanya tinggi.

2 Juli 2016 | 16.43 WIB

Ilustrasi Makanan tradisional madumongso. ANTARA/Siswowidodo
Perbesar
Ilustrasi Makanan tradisional madumongso. ANTARA/Siswowidodo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Kediri - Lebaran bagi masyarakat Kediri, Jawa Timur kurang afdol rasanya bila belum menyuguhkan kue madumongso. Jajanan legit berwarna pekat ini banyak ditemui di rumah warga. Bertesktur kasar dengan butiran ketan hitam, madumongso menjadi makanan khas saat Idul Fitri.

Bagaimana awalnya hingga madumongso menjadi kue Lebaran, tidak ada catatan pasti. Warga hanya tahu kue tersebut telah menjadi hidangan Lebaran secara turun temurun. “Ciri khasnya manis dan lengket,” kata Sujinem, 56, salah satu pembuat madumongso di Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Sabtu 2 Juli 2016.

Nenek sembilan cucu ini membuat madumongso setiap Lebaran. Karena disukai kerabat yang berkunjung rumahnya, Sujinem membuatnya dalam jumlah besar. Namun tak banyak orang tua yang berani mencicipi manisnya madumongso dengan alasan kadar gulanya tinggi.

Sujinem menuturkan membuat madumongso dengan rasa yang pas tidak mudah. Dibutuhkan ketepatan dalam menentukan komposisi bahan bakunya yang terdiri atas ketan hitam, gula merah, gula pasir, dan santan agar tidak eneg. “Cara mengaduk di atas penggorengan juga mempengaruhi lembut tidaknya madumongso,” jelas Sujinem.

Mengaduk, kata Sujinem, menjadi bagian terberat dalam pembuatan madumongso. Dibutuhkan waktu hingga satu jam untuk membuat adonan madumongso benar-benar kering dan asat tanpa meninggalkan satu butir ketan yang keras. "Untuk mengaduknya, saya dibantu tetangga yang masih muda."

Untuk menentukan matang tidaknya madumongso dengan mencicipi sedikit demi sedikit sambil terus mengaduk. Sebab proses mengaduk ini tak boleh berhenti untuk menghindari lengket pada permukaan wajan.

Bila cara mengolahnya tepat, madumongso itu terasa legit dan tak terlalu berminyak. Biasanya para ibu rumah tangga mengemasnya pada kertas  warna-warni seukuran ibu jari menyerupai permen. Makanan ini disajikan di atas piring atau nampan.

Tidak sedikit toko kue oleh-oleh di Kediri menyediakan madumongso dalam berbagai kemasan. Dengan harga bervariasi, kudapan ini kerap dibawa pulang pemudik ke perantauan sebagai buah tangan. “Saya selalu memesan satu kilo kepada pembuat madumongso untuk dibawa ke Jakarta,”kata Ferial Nurdin, pemudik dari Jakarta.

HARI TRI WASONO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kukuh S. Wibowo

Kukuh S. Wibowo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus