Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Malang - Lima mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya membuat pakan atau pelet ikan koi bermutu premium dengan harga murah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka terdiri atas empat mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan, yaitu Yesica Wulanda Eka Pratiwi, Grisella Angelita Gandapriana, Roofi Cahyaningtyas, Imroatus Sholihatil Fajriyah, dan Muhammad Lutfi Ardiansyah dari prodi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Mereka dibimbing dosen Muhammad Fakhri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Produk pelet ikan buatan mereka bernama Koiku. Pakan ini tersedia dalam dua varian, yaitu untuk pertumbuhan (growth) dan warna (color). Produk Koiku diajukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PMK-K) dan didanai Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
“Kami mendapat pendanaan pada Juni 2021 dan sampai sekarang masih berproduksi dan berjualan. Tetapi skalanya masih kecil-kecilan," kata Yesica, juru bicara Tim Koiku, kepada Tempo, Sabtu siang, 4 September 2021. Menurut Yesica, komposisi nutrisi Koiku ditujukan mengoptimalkan pertumbuhan, kelulushidupan, dan kecerahan warna ikan koi.
Dalam ilmu perikanan, istilah kelulushidupan sama dengan berapa banyak ikan yang masih hidup setelah dipanen. Formulasi Koiku berbahan baku utama ekstrak bunga marigold alias bunga tahi ayam. Bunga bernama ilmiah Tagetes ini memiliki nama lain kenikir, gumitir, atau gemitir.Lima mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya membuat pakan atau pelet ikan koi. Dok. Tim Koiku
Ada pula kandungan tepung maggot yang dibuat dari larva lalat tentara hitam atau black soldier fly. Lalat tentara hitam merupakan salah satu jenis lalat yang banyak ditemukan di tempat-tempat sampah organik. Lalat bernama ilmiah Hermetia illucens, ini berperan sebagai organisme pembusuk.
Tepung maggot berfungsi sebagai sumber protein yang berkadar minimal 42 persen. Bunga kenikir sebagai sumber astaxanthin, jenis karotenaid atau pigmen yang sering dikaitkan dengan sayuran. Dalam Koiku, bunga kenikir membantu meningkatkan kecerahan warna ikan.
Bahan pendukung lainnya adalah bungkil kedelai, dedak gandum atau wheat pollard, minyak ikan, tepung jagung gluten atau corn gluten meal (CGM), antioksidan, spirulina, vitamin, mineral, probiotik, tepung kepala udang, dan tepung terigu. Yesica menjelaskan, komponen bunga gumitir hanya ada pada Koiku varian warna dan tepung maggot ada di varian pertumbuhan.
Kendati beda varian, secara umum formulasi Koiku sama-sama tersusun dari bakteri baik atau probiotik untuk mencegah ikan koi penyakitan. Dengan demikian, ujar Yesica, Koiku jadi pakan ikan yang ramah lingkungan karena menghasilkan kadar amonia yang rendah. Kadar amonia yang tinggi bisa menurunkan kualitas air kolam serta dapat merusak insang yang menyebabkan ikan koi kesulitan bernapas dan berujung kematian.Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya membuat pakan atau pelet ikan koi. Dok. Tim Koiku
Itulah pembeda utama antara Koiku dengan pakan ikan koi pabrikan. Pelet ikan koi pabrikan umumnya menghasilkan amonia berkadar tinggi. Sebab itu, tak heran banyak kolam berair keruh dan banyak ikan koi berumur pendek alias cepat mati. "Pakan pabrikan biasanya tidak mengandung probiotik. Tapi Koiku mengandung probiotik yang lebih dari dari satu jenis bakteri," kata mahasiswa semester V ini.
Yesica memastikan semua bahan baku Koiku bermutu tinggi dan harga terjangkau. Produk Koiku sudah diuji di depan sejumlah dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya sebagai panelis, mahasiswa, dan laboratorium sehingga Koiku layak dikonsumsi ikan koi. Pengetesan kualitasnya mencakup uji fisika dan proksimat.
Koiku dikemas dalam plastik klip atau ziplock berbobot 500 gram. Pakan ikan koi ini dijual melalui lokapasar serta akun media sosial Instagram dan Facebook milik Yesica dan kawan-kawan. Harga Koiku Rp 60 ribu per bungkus untuk varian pertumbuhan dan Rp 65 ribu untuk varian warna.