Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Makanan Lebaran Sisa Banyak? Tips Memanaskan Agar Tidak Keracunan

Apakah hidangan khas Lebaran Anda masih banyak tersisa? Ikuti tips menyimpan dan memanaskan ini. Salah salah, makanan itu bisa bikin keracunan.

24 Mei 2020 | 20.30 WIB

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tentu sangat lazim diperingati dengan makan besar. Umumnya, keluarga akan menyediakan ketupat, opor ayam, rendang, sayur nangka, hingga ati ampela sambal balado.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Sayangnya, porsi yang disajikan sering jauh melebihi kebutuhan. Alhasil setiap makanan harus disimpan agar tidak terbuang sia-sia dan bisa dikonsumsi esok harinya, bukan? Meski ini baik untuk dikerjakan, namun Anda harus berhati-hati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter sekaligus pembawa acara televisi Trust Me, I am Doctor, Michael Mosley mengatakan bahwa menyimpan dan memanaskan makanan khususnya berbahan dasar santan tidaklah mudah. Sebab cara yang salah bisa meningkatkan risiko keracunan.

“Ini karena makanan yang disimpan bisa meningkatkan pertumbuhan bakteri. Sehingga menyimpan dan memanaskannya kembali harus dikerjakan dengan teknik yang benar,” katanya seperti dilansir dari situs Mirror.co.uk.

Ketupat dan Opor Ayam. shutterstock.com

Adapun Mosley membagikan tipsnya agar masyarakat tidak melakukan kesalahan dan berakibat sakit perut. Pertama, makanan harus disimpan di dalam kulkas dalam kondisi tertutup. “Masukkan makanan berbasis santan ke dalam wadah kedap udara sebelum dimasukkan ke kulkas,” katanya.

Waktu menyimpan di lemari es pun hanya diperbolehkan maksimal 3-4 hari saja. “Disarankan tidak melebihi itu karena kandungan dan nilai gizi pada makanan yang disimpan terlalu lama bisa semakin menurun. Sebaliknya ini juga meningkatkan produksi jamur,” katanya.

Saat akan dipanaskan kembali dengan kompor, pastikan suhu api ada di atas 82 derajat selsius. Ini pun seiring dengan rekomendasi Badan Standarisasi Makanan di Amerika Serikat. “Suhu api itu dinilai paling baik dalam mematikan virus dan bakteri penyebab penyakit yang tumbuh akibat penyimpanan di lemari es,” katanya.

Sedangkan saat akan memanaskan makanan lewat microwave, pastikan Anda mengaduknya hingga rata. Sebab seringkali microwave hanya bekerja pada bagian ujung piring dan mangkuk saja. “Setelah dimasukkan microwave pertama, aduk makanan lalu masukkan lagi ke microwave agar panasnya merata,” katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | MIRROR.CO.UK

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus