Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mengunjungi Bangkok, ibu kota di negeri gajah putih Thailand, tak lengkap bila tak berwisata kuliner. Sebab, selain dikenal sebagai lokasi wisata belanja, bangkok juga populer dengan predikat kota sejuta makanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hampir di seluruh sudut kota di sana, pelancong dapat menemui penjaja penganan pinggir jalan. Mereka menjual beragam jenis kuliner, mulai buah-buahan hingga aneka macam daging dan seafood.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di Indonesia, penganan Thailand dalam beberapa tahun ini naik daun. Banyak jenis kuliner yang diadopsi dari sana dan sempat viral di Tanah Air. Tempo sempat mengunjungi Bangkok pada 12-15 Agustus dan menjajal beragam penganan yang pernah viral di Indonesia itu langsung dari asalnya. Berikut ini deretan kuliner yang viral itu.
1. Mango sticky rice
Melahap mangga dan nasi secara bersamaan apa jadinya? Ya, mangga yang disandingkan dengan nasi di Thailand ini memang unik. Lazimnya, nasi dihidangkan dengan lauk-pauk, bukan buah. Namun berbeda dengan di Thailand. Nasi putih justru menjadi teman makan mangga yang cocok.
Nasi yang diolah pun bukan sembarang nasi. Nasi untuk mango sticky rice ini adalah nasi manis yang berasal dari beras Thailand. Rasanya mirip dengan ketan. Saat dicampur dengan mangga, rasanya padu. Sama-sama manis sekaligus legit. Mango sticky rice bisa ditemui di semua tempat di Bangkok. Misalnya di pusat perbelanjaan modern sampai tradisional. Namun paling gampang dijumpai di Khao San Road. Harganya murah, mulai 50 baht atau Rp 25 ribuan.
2. Jus delima
Buah pome atau delima di Indonesia amat mahal harganya. Satu buah saja bisa dihargai sekitar Rp 30-50 ribu lantaran cukup langka. Namun berbeda dengan Thailand. Buah itu di sana bisa dijumpai di hampir semua pusat kuliner. Keberadaannya pun tampak sejajar dengan buah lain, seperti jeruk. Harganya juga amat terjangkau.
Untuk menikmati pome, wisatawan bisa membeli buah yang telah dikemas menjadi jus. Jus pome dijual seharga sekitar 50 baht hingga 60 baht atau Rp 25-30 ribu. Jus ini bisa dibeli di kawasan Siam Square, China Town, Asiatique, atau Khao San Road.
3. Phad thai
Phad Thai atau sayur tumis di Thailand menjadi penganan lazim untuk makan siang atau makan malam. Keberadaannya barangkali seperti urap atau pecel bila di Indonesia. Phad Thai biasa dimasak dengan mi.
Mi yang dipakai mirip dengan kwetiau. Hanya, lebih kecil, pipih, dan sangat lembut. Sekilas, rasa Phad Thai mirip dengan kwetiau goreng. Namun aromanya lebih sedap dan segar karena sayurannya lebih banyak. Sedangkan rasanya pas, tidak terlalu manis dan asin.
Phad Thai bisa ditemukan di kawasan Khao San Road dengan porsi kecil-kecil. Bila ingin versi besar, datanglah ke mal di kawasan MBK shopping center. Harga per porsi berkisar 50 baht atau Rp 25 ribuan.
4. Thai tea
Thai tea naik daun dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia. Di beberapa mal bahkan dibuka kedai franchise langsung dari Thailand. Thai tea memang menjadi minuman khas negeri gajah putih itu. Di negara aslinya, thai tea dijual layaknya es teh.
Ya, thai tea memang minuman merakyat. Meski begitu, kualitas rasanya tak perlu diragukan. Tehnya berasal dari teh hitam dengan kualitas terbaik. Sedangkan susu sebagai campurannya merupakan susu dengan merek terpilih. Thai tea di Bangkok menyenangkan karena akan dibungkus dengan plastik putih mirip kresek. Harga paling mahal pun 40 baht atau Rp 18 ribuan.
5. Sate daging goreng
Aneka tempura dan sate daging goreng dijual di jalan-jalan kawasan Bangkok, Thailand. Daging yang digunakan pun bukan sembarang daging. Ada daging ayam dan seafood. Ada juga daging babi buat yang bisa mengkonsumsi makanan tak halal.
Tiap tusuk dijual sangat murah. Untuk sate raksasa, harganya hanya 20 baht atau Rp 9.000. Sedangkan ukuran biasa dibanderol 10 baht atau Rp 4.300-4.500. Kualitasnya pun tak perlu diragukan lagi karena minyak yang digunakan untuk menggorengnya benar-benar bening. Sate-satean bisa ditemukan di kawasan wisata, di pasar-pasar tradisional, atau di kawasan backpacker Khao San Road.